Pada diskusi panel Kebijakan dan Prospek Open Source di lingkungan FK UGM tanggal 14 Agustus 2006 lalu, hadir sebagai pembicara: Engkos Koswara dan Kemal dari Kementerian Negara Riset dan Teknologi, Bambang Prastowo (Pusat Pelayanan Teknologi Informasi dan Komunikasi [PPTIK] UGM), Jazi Eko Istiyanto (FMIPA UGM), Iwan Dwiprahasto (FK UGM), Hari Kusnanto (Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Masyarakat, Ilmu Kesehatan Masyarakat [IKM] FK UGM), dan Nova Rusydi Setiawan (administrator jaringan FK UGM) diikuti oleh beberapa rekan mahasiswa dan pemerhati open source. Diskusi dimoderatori oleh Pak Anis Fuad.
Pak Engkos dan Pak Kemal menekankan pada isu global pengembangan Open Source Software (OSS), posisi Indonesia sebagai konsumen dan pembajak nomor wahid (Priority Watch List) piranti lunak, kebijakan pemerintah tentang Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI), penggunaan piranti lunak legal di pemerintahan, penghematan devisa, dan deklarasi Indonesia, Go Open Source (IGOS). Arsip program ini dapat dilihat di arsip IGOS.
Dalam sasarannya untuk meningkatkan SDM bidang teknologi informasi, maka instansi pendidikan harus dilibatkan.
Campus Agreement (CA) Microsoft dan Universitas Gadjah Mada (UGM) akan berakhir Agustus 2006 (sejak 1 Agustus 2003) ini. Untuk menghilangkan pembajakan piranti lunak di UGM, diluncurkanlah misi UGM Go Open Source (UGOS). Pak Bambang Prastowo menyampaikan untuk menghormati HAKI, kebebasan akademik, dan menciptakan prekondisi pengenalan produk open source, akan dilakukan penerapan sistem operasi dan aplikasi open source secara bertahap dan berkelanjutan pada komputer dan laptop yang tidak memiliki lisensi sistem operasi Microsoft. PPTIK akan membantu melalui pelatihan dan konsultasi.
Pak Jazi menekankan pada aplikasi office dan Internet dengan open source beserta contoh aplikasi, keunggulan dan kelemahannya.
Bagaimana dengan Fakultas Kedokteran UGM? Disampaikan bahwa beberapa PC di ruang tutorial FK telah telah menggunakan GNU/Linux. Belakangan, PC untuk akses Internet di perpustakaan FK telah menggunakan GNU/Linux.
Pak Dwiprahasto menegaskan UGM sebagai Research University dengan program internasionalnya tentu tidak dapat lepas dari dukungan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Terdapat keunggulan serta kelemahan masing-masing Windows dan GNU/Linux dalam dukungan akademik. Migrasi Windows ke GNU/Linux sebaiknya dipertimbangkan dengan baik sehingga nantinya mampu bersaing secara global, bukan hanya karena gratis.
Pak Hari Kusnanto memberikan contoh-contoh aplikasi open source yang dapat digunakan untuk kedokteran dan kesehatan masyarakat, serta bioinformatik. Aplikasi tersebut antara lain: OSCAR (Open Source Clinical Application Resources) dari Kanada, openEMR, Open eMed, OpenGALEN, open standard dari HL7, dan GeoDa untuk pemetaan penyakit serta risikonya menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG).
Mas Nova menyampaikan manajemen jaringan Internet (kabel dan nirkabel/WiFi) di FK UGM yang telah menggunakan GNU/Linux.
Jadi (pesan moralnya adalah...) migrasi ke piranti lunak open source adalah sebuah pilihan, yang penting dunia pendidikan dapat memberi contoh penggunaan piranti lunak legal dan menghargai HAKI tanpa mengurangi kebebasan dan kreativitas.
Perkembangan GNU/Linux di FK UGM dapat dilihat disini..
Gratisan di Windows dan tulisan GNU/Linux sebelumnya dapat dilihat disini..
Thursday, August 31, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment