Showing posts with label Tips. Show all posts
Showing posts with label Tips. Show all posts

Tuesday, December 28, 2010

Why do I need a loan?

Most people who borrow money have good reasons for doing so. Here is a list of common reasons for borrowing:
  1. Buy or renovate your house
  2. Pursuing higher education
  3. Memorable wedding
  4. Starting your own business
  5. Making a timely investment
  6. Taking advantage of a sale
  7. Emergencies
  8. Buying appliances/durables

Tuesday, November 23, 2010

Strategi Mencari Beasiswa di Jepang

Danardono Dwi Antono
Mahasiswa Program Doktor di Tokyo University

Lulus SMA, mendapat kesempatan studi ke luar negeri dengan beasiswa yang cukup merupakan impian sejak kecil. Apalagi dengan beasiswa itu kami tidak hanya dapat hidup layak dan mandiri di luar negeri, tapi juga bisa mempunyai kesempatan untuk jalan-jalan, mencicipi teknologi baru dan menambah wawasan lain. Selain juga karena bisa segera hidup mandiri di luar negeri tanpa bergantung pada bantuan keuangan dari orang tua menumbuhkan suatu kebanggaan di hati. Bahkan sebaliknya, banyak dari kami menyisihkan sebagian dari beasiswa, untuk membantu orang tua dan kakak/adik, memberi kesempatan berbakti kepada orang tua, dan berbagi kebahagian dengan anggota keluarga lain.

Menggapai mimpi

Dari kecil, salah satu impian saya adalah sekolah ke luar negeri. Sekolah di negara yang turun salju saat musim dingin tiba, begitulah angan-angan saya dulu. Beruntung sekali saya memiliki orang tua yang walau tidak mampu untuk menyekolahkan anak-anaknya ke luar negeri, namun selalu memompakan semangat dan motivasi untuk belajar yang giat dan menyarankan untuk selalu mencari informasi beasiswa ke luar negeri karena itulah jalan satu-satunya agar saya bisa sekolah di luar negeri. Saat itu biaya kuliah belum semahal sekarang, toh kuliah di PTS misalnya tampaknya memberatkan bagi keluarga kami. Terinsipirasi kisah hidup orang tua yang selalu menceritakan bahwa dulunya dia sudah bisa bekerja sejak lulus SMA, saya pun berniat untuk bisa mandiri sejak lulus SMA. Saat itu lah, saya berpikir singkat mendapat beasiswa full untuk kuliah di luar negeri adalah jalan singkat merealisasi niat dan impian saya tersebut.

Saya percaya bahwa mimpi tidak akan datang sendiri namun harus diperjuangkan. Usaha untuk meraihnya perlu diniati dan disungguhi. Masuk SMA, saya mulai buka mata pasang telinga. Rajin bertanya-tanya ke guru-guru di SMA, mencari-cari info di surat kabar dimana saat itu internet belum ada. Tentunya akan sangat berguna jika kita mencari informasi beasiswa mulai dari 2 tahun sebelum lulus SMA. Minimal kita tahu keberadaan program beasiswa itu yang pada saatnya setelah lulus SMA kita tahu kepada siapa kita harus mencari tahu informasi beasiswa tersebut. Tinggal di Jakarta, saat kelas 3 SMA, saya bahkan kadang datang atau menelpon ke Kedutaan Besar / Pusat Kebudayaan Asing untuk sekedar bertanya apakah ada beasiswa yang tersedia untuk lulusan SMA. Dengan adanya internet, mencari informasi beasiswa untuk pelajar SMA sekarang terutama yang tinggal di luar Jakarta tampaknya sudah tidak sesulit dulu.

Satu hal yang saya sayangkan, bahwa angan-angan untuk kuliah di luar negeri tidak mendominasi di hati-hati teman-teman SMA saya saat itu. Beberapa di antaranya bahkan sudah enggan saat saya ajak untuk mencari informasi beasiswa. Belakangan hari, saat saya ikut seleksi suatu beasiswa, saya juga tidak merasa bahwa finalis-finalis yang ada saat itu benar-benar sungguh-sungguh ingin bisa kuliah di luar negeri. Namun sebaliknya saya juga salut dengan alumni-alumni dari sebuah SMA yang sangat bersemangat bersama-sama mencari informasi-informasi tawaran-tawaran beasiswa yang ada.

Mendapat beasiswa

Lulus SMA, saya mendapat beasiswa full dari Mitsui Bussan, sebuah perusahaan Jepang, untuk studi Bahasa Jepang dan kuliah S1 di Jepang. Yang saya maksud dengan beasiswa penuh adalah beasiswa yang terdiri dari gaji bulanan (monthly allowance) dan biaya kuliah, karena ada beasiswa lain yang hanya memberikan gaji bulanan saja. Dalam sistem seleksinya, Mitsui Bussan bekerja sama dengan Dikdasmen dan eksklusif untuk SMA yang ditunjuk Dikdasmen. Hal ini dilakukan untuk penghematan biaya pelaksanaan, karena hanya 2-3 pelajar yang akan terpilih untuk menjadi penerima beasiswa ini.

Walau sayangnya program beasiswa Mitsui Bussan berhenti mulai tahun ini, namun di sini saya tuliskan tahap-tahap penyeleksian yang mungkin berguna untuk kesempatan lain. Materi seleksi pertama adalah ujian tulis Matematika dan Bahasa Inggris. Dari seleksi pertama terpilih sekitar 12-16 orang yang berhak ikut ujian kedua berupa tes kesehatan, psikologi, maupun wawancara. Persiapan untuk wawancara begitu penting, karena ini lah yang paling menentukan. Nilai terbaik menjadi tidak berarti kalau anda dianggap sebagai orang yang tidak komunikatif dan emosional.

Kondisi sepuluh tahun lalu mungkin berbeda dengan sekarang. Namun saat itu tawaran beasiswa ke luar negeri yang tersedia untuk lulusan SMA adalah ke Jepang untuk banyak bidang, dan Belanda untuk bidang ekonomi. Belakangan ada tawaran beasiswa dari Singapura, namun tidak beasiswa full dan informasinya tidak tersebar luas. Beasiswa ke Jepang sendiri terutama dari Monbukagakusho melalui Kedutaan Besar menyediakan beberapa jenis beasiswa untuk lulusan SMA dan untuk lulusan S1. (Lebih lengkapnya lihat http://www.id.emb-japan.go.jp/scholarship.html) untuk jelasnya. Dua hal yang perlu saya tekankan di sini, pertama adalah sangat sulitnya untuk lulus Program S-1 untuk kedokteran umum dan kedokteran gigi sehingga dianjurkan untuk memilih jurusan lain bagi yang berminat dengan kedua jurusan itu. Kedua adalah, saya pribadi tetap menganjurkan untuk mengambil program D-3 walau di Indonesia sudah diterima di PTN-PTN ternama, karena setelah lulus D-3 kesempatan untuk mendapatkan degree bisa diperoleh dengan melanjutkan kuliah selama 2 tahun ke Universitas (langsung tingkat 3). Apalagi kalau mengingat begitu mahalnya biaya kuliah di Indonesia. Sebagai referensi, uang masuk di universitas negeri di Jepang, sekitar 300.000 yen, sementara uang kuliah satu semester 270.000 yen. Dibanding kuliah di luar negeri lain, Amerika maupun Australia, biaya pendidikan di Jepang termasuk murah. Belum lagi ditambah dengan adanya kemungkinan mendapat keringanan uang sekolah di universitas negeri tertentu. Penulis sendiri mendapat kemudahan bebas uang kuliah 100% selama lebih dari 3 tahun.

Untuk beasiswa program Pasca-Sarjanaa selain beasiswa Monbukagakusho jenis G-to-G untuk pegawai negeri sipil dan jenis U-to-U untuk umum, juga ada beasiswa Panasonic untuk program Master http://www.panasonic.co.id/panasonic_scolarship/index.asp.

Beberapa hal yang mungkin menjadi pikiran saat mencari beasiswa untuk kuliah di luar negeri adalah pertama apakah adanya perjanjian seperti ikatan kerja setelah selesai program beasiswa. Beasiswa yang saya sebut di atas, tidak ada yang memiliki ikatan kerja. Untuk beasiswa lain, kalaupun ada perjanjian tertentu, tentunya penerima beasiswa yang sudah lulus SMA maupun orang tuanya sudah cukup dewasa untuk mengerti arti dan tanggung jawab sebuah akad/perjanjian dengan menyatakan kesanggupannya menerima beasiswa tersebut. Catatan lain adalah tentang jurusan- jurusan di universitas di Jepang, yang tentunya belum tentu sama dengan apa yang ada di Indonesia, juga dengan tingkat kesulitan masing-masing jurusan. Di kampus saya, untuk undergraduate course, Jurusan Fisika di Fakultas Science adalah jurusan yang banyak diminati, dan tempat berkumpulnya mahasiswa pandai yang berminat di bidang Science maupun Engineering. Bisa kita bandingkan dengan jurusan Fisika di fakultas MIPA di universitas-universitas di Indonesia yang kurang diminati. Lulusan Fakultas Science tentunya juga dapat masuk ke bidang-bidang Engineering saat mencari kerja, dan juga sebaliknya. Sehingga kekhawatiran bahwa lulusan Science sulit mencari kerja tentunya tidak terbukti. Apalagi untuk negara seperti Jepang, dimana setiap perusahaan biasanya mempunyai unit Research and Development yang tentunya membutuhkan lulusan dari berbagai jurusan. Terakhir dan terutama mungkin, kekhawatiran untuk memilih Jepang sebagai tempat studi memang beralasan. Tentunya karena kesulitan bahasa Jepang yang menggunakan kanji itu sendiri. Namun untuk masing-masing program beasiswa terutama untuk beasiswa Monbukagakusho, biasanya juga mencakup studi bahasa Jepang yang cukup untuk dapat mengikuti kuliah di universitas.

Tinggal di Jepang

Saya belum pernah tinggal di luar negeri selain Jepang, namun dengan kemampuan berbahasa Jepang yang saya miliki, saya merasakan kehidupan di Jepang begitu menyenangkan. Kekurangan dengan tinggal di Jepang adalah tentunya berkurangnya kesempatan menggunakan bahasa Inggris. Biaya hidup mungkin memang tinggi, tapi selama mendapat beasiswa yang cukup rasanya itu bisa diakomodasi, termasuk di dalamnya uang kuliah yang relatif murah kalau dibanding dengan di negara-negara seperti Amerika, Inggris atau Australia. Kesempatan untuk bekerja paruh waktu pun terbuka lebar. Kalau melihat perjuangan teman-teman dari Cina maupun Korea misalnya, mereka rata-rata tidak mendapatkan beasiswa juga tidak semua datang dari keluarga kaya, toh mereka bisa survive tinggal di Tokyo misalnya. Tidak lain dan tidak bukan, karena mereka berjuang keras untuk itu dengan kerja paruh waktunya bahkan sampai mengorbankan waktu tidurnya. Semangat seperti itu yang mungkin masih kurang di antara kita bangsa Indonesia.

Beasiswa pertama saya habis seiring dengan lulusnya saya dari program S1. Untuk melanjutkan studi tentunya saya membutuhkan beasiswa lain. Mencari beasiswa lain tidak mudah namun tetap kemungkinan itu selalu ada. Walau tergantung universitasnya, namun tawaran beasiswa untuk mahasiswa asing yang berbagai jenis macam dan besarnya tetap ada. Walau sulit tentunya kemungkinan mendapat beasiswa selalu terbuka. Di universitas saya, kebetulan tawaran beasiswa banyak sekali, hanya saja karena di kampus saya banyak sekali mahasiswa asing sehingga biasanya ada seleksi untuk tiap-tiap beasiswa yang memerlukan rekomendasi dari universitas. Sebaliknya di universitas lain, walau tawaran beasiswa sedikit, namun karena jumlah mahasiswa asingnya sedikit, kesempatan mendapatkan beasiswa menjadi besar. Hanya siswa yang lulus seleksi yang akan direkomendasikan universitas untuk bisa mendaftar beasiswa tersebut. Selain melalui jalur kampus, ada juga jenis beasiswa yang bisa diakses oleh setiap mahasiswa asing tanpa melalui kampus, alias daftar langsung. Tentunya untuk memperoleh beasiswa jenis ini pun ada seleksinya. Untuk beasiswa dengan cara mendaftar langsung seperti ini, peran “menjual diri” dalam bahasa Jepang sangat signifikan dalam menulis formulir dan saat seleksi wawancaranya. Beasiswa-beasiswa yang saya sebutkan ini biasanya datang dari perusahaan-perusahaan, dan hampir semua tidak menyaratkan perjanjian khusus setelah program beasiswa berakhir. Selain itu ada beasiswa yang diberikan dari universitas.

Sebagai pengalaman pribadi, saya mendapat beasiswa Epson selama 2 tahun setelah lulus seleksi di kampus dan direkomendasikan universitas. Setelah direkomendasikan universitas, biasanya kemungkinan mendapat beasiswa tersebut menjadi sekitar 90%. Selain itu saya juga sedang mendapat beasiswa Tokyu melalui jalur daftar langsung. Sebagai gambaran saat saya mendaftar beasiswa Tokyu itu perbandingan jumlah siswa yang lulus seleksi dan yang mendaftar adalah 18/950. Program beasiswa lain biasanya hanya menyediakan 10 tempat untuk penerima beasiswa baru setiap tahunnya. Besar beasiswa tiap-tiap program berbeda begitu pula dengan waktu penerimaan beasiswa, ada yang satu tahun ada pula yang dua-tiga tahun.

Penyebaran informasi

Banyak teman-teman yang mengeluhkan tidak menyebarnya informasi-informasi beasiswa terutama untuk lulusan SMA di daerah-daerah menyebabkan penerima beasiswa terutama di masa lalu terpusat untuk pelajar-pelajar di kota besar. Beruntunglah pelajar yang sekolahnya menyediakan informasi-informasi tersebut, namun jelas tidak semua sekolah seperti itu. Berkat internet, penyebaran informasi beasiswa di Indonesia menjadi lebih baik dibanding 10 tahun lalu, yang hanya bisa dibaca melalui pengumuman di surat kabar tertentu seperti Kompas misalnya. Salah satu cara lain, adalah kontribusi penerima beasiswa untuk menyebarkan informasi tersebut ke almamaternya. Cara ini lah yang saya tempuh selama ini sebagai kontribusi saya kepada almamater, mengingat saya juga mendapat beasiswa pertama kali melalui SMA saya itu. Namun sayangnya tidak banyak yang melakukan cara tradisional seperti ini dengan berbagai alasan. Cara lain untuk memperoleh banyak informasi mengenai beasiswa di luar negeri terutama untuk pasca sarjana, adalah melalui mailing list (milist) beasiswa@yahoogroups.com yang memiliki member sampai ribuan banyaknya. Saya yang juga member di mailing list sangat salut terutama kepada moderator-moderator milist ini yang banyak mengshare berbagai informasi beasiswa di situ.

Membaca tulisan-tulisan yang muncul di milist itu, terasa bahwa semangat untuk sekolah di luar negeri bagi banyak orang Indonesia meningkat yang mungkin perlu disimak bagi kita semua yang sudah sukses mendapat beasiswa dan studi di luar negeri agar semangat kita semua untuk belajar keras tidak luntur saat sudah tiba dan belajar di luar negeri walaupun menemui berbagai kesulitan dalam hidup di negara asing. Karena memang hidup di negara asing tidak mudah.

Catatan terakhir saya berikan kepada pencari beasiswa yang berminat sekolah di Jepang. Yaitu jangan biarkan sikap ‘ingin selalu disuapi’ dalam mencari informasi. Dengan adanya internet, informasi-informasi untuk kehidupan di Jepang misalnya tentunya semakin mudah dicari, misalnya melalui situs berikut http://www2.jasso.go.jp/index_e.html atau pengumuman tawaran beasiswa http://www.dikti.org/beasiswa/. Membaca pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul di milist PPI-Jepang pun membuat saya perlu menekankan agar pencari beasiswa lebih aktif dan mampu mendefinisikan studi dan minat riset yang diinginkan. Karena kadang ada permohonan bantuan untuk mencarikan contact Professor di bidang TI untuk bisa mendaftar beasiswa Monbukagakusho untuk paska-sarjana misalnya tanpa penjelasan lebih detil tentang bidang riset yang diminati, atau bahkan identitas pribadinya. Orang lain pun tentunya akan sulit dan malas membantu kalau tidak melihat kesungguhan pencari informasi. Yang terbaik adalah usahakan mencari informasi sendiri melalui internet atau kalau tinggal di Jakarta dan sekitarnya, bisa berkunjung ke Pusat Kebudayaan Jepang misalnya untuk dapat bertanya lebih lanjut untuk studi ke Jepang dan prosedur-prosedurnya. Lalu setelah usaha untuk mencari contact Professor dilakukan namun tidak membuahkan hasil, barulah mencoba bertanya. Namun tentunya jangan terlalu mengharapkan akan datangnya jawaban dengan cepat. Karena tentunya orang lain yang berbeda bidang keahliannya, tidak mampu memberikan saran, belum lagi karena kesibukan orang yang ditanya.

Penutup

Biaya sekolah yang semakin tinggi dari tingkat Taman Kanak-kanak sampai perguruan tinggi di Indonesia akhir-akhir terasa begitu memprihatinkan. Bagi penulis hal itu menjadi ironis dengan kenyataan bahwa dengan tinggal di Tokyo yang tahun ini kembali terpilih sebagai kota yang termahal di dunia ternyata mengantarkan untuk tidak sekedar lulus S1, namun juga S2 dan sekarang studi S3 tanpa biaya dari orang tua. Semoga anak-anak Indonesia mendapat haknya untuk bisa menikmati pendidikan dengan biaya yang terjangkau.

Sumber: Buletin Inovasi PPI Jepang

Kiat Mendapatkan Beasiswa S2/S3 Luar Negeri

Tips mendapatkan beasiswa berikut bersifat umum, untuk beasiswa-beasiswa tertentu mempunyai karakteristik yang berbeda, dikutip dari http://dhidik.wordpress.com/2009/03/08/beasiswa-s2-s3-luar-negeri/ :

1. Bahasa

Pertama kali kita harus belajar bahasa inggris, minimal TOEFL untuk ke Eropa dan negara2 lain kebanyakan 550 (paper-based toefl). Persyaratan bahasa tidak bisa ditawar-tawar lagi. Di negara common wealthnya Inggris terkadang pesyaratan bahasa sering lebih tinggi dari 550. Semakin mahir kita berbahasa inggris semakin besar peluang untuk mendapatkanu beasiswa. beasiswa seperti Jerman dan Jepang pun mempersyaratkan bahasa inggris 550. Setelah menguasai bahasa inggris sebaiknya mempelajari bahasa negara tujuan misal Jerman, Perancis atau Jepang. Akan tetapi jika memang kita misalnya sudah menetapkan akan sekolah di jerman, persyaratan TOEFL bisa kita ganti dengan kemampuan bahasa jerman yang baik. Info mengenai paper-based toefl dan internet-based toefl dapt di klik di sini.

2. Prestasi Akademik

Bagi yang masih kuliah S1 sebaiknya berusaha untuk mendapatkan IPK minimal 3. Sering kali beasiswa mempersyaratkan IPK. Semakin tinggi IPK kita semakin luas kesempatan mendapatkan beasiswa. IPK memang bukan hal utama tapi bisa menjadi nilai tambah kita. Untuk yang IPKnya kurang sebaiknya didukung dengan publikasi atau tulisan ilmiah. Bagi yang bekerja bukan sebagai dosen maupun peneliti sebaiknya didukung dengan keahlian yang memadai.

3. Menjalin kontak dengan calon supervisor

Pemberi beasiswa biasanya akan memilih orang yang sudah siap. Jika kita sudah mendapatkan penerimaan dari profesor akan memberi nilai tambah tersendiri bagi kita. Silahkan lihat tulisan saya tentang
Tips Mencari Supervisor

4. Kelengkapan administrasi

Jika melamar beasiswa persiapkan administrasi selengkap mungkin, minimal sama dengan persyaratan yang ada.Kalau bisa ditambah dengan beberapa yang memang relevan. Semakin lengkap persyaratan kita kemungkinan dipanggil wawancara akan semakin besar. Berikut syarat-syarat yang sering diminta

- CV. Dalam membuat cv yang harus diperhatikan adalah daftar publikasi ilmiah dan pengalaman kerja. Cantumkan hal-hal yang memperkuat posisi tawar kita untuk meraih beasiswa. Pencantuman hal yang tidak relevan terkadang merugikan karena orang yang melihat cv kita kesulitan mencari keunggulan kita.
- Kemampuan Bahasa (TOEFL, IELTS, Test bahasa asing lain) untuk TOEFL sebaiknya minimal ITP TOEFL
- Ijasah Transkrip dalam Bahasa Inggris
- Rekomendasi dari bekas pembimbing (sebaiknya yang telah bergelar Doktor, atau yang mempunyai jabatan strategis misal ketua jurusan atau dekan). Rekomendasi ini sangat penting dan bukan hanya sekedar pelengkap administrasi. Sebaiknya yang merekomendasi mengirimkan secara langsung ke institusi yang kita lamar melalui email atau dikirim dalam amplop tersegel oleh pemberi rekomendasi. Rekomendasi ini termasuk bahan utama yang digunakan oleh profesor atau tim yang menyeleksi kita. Terkadang bisa juga dikirim dalam berkas lamaran kita, hanya saja seharusnya tersegel dengan tanda tangan pemberi rekomendasi.
- Motivation letter: silahkan tanya Prof Google masalah membuat motivation letter
- Akte kelahiran dalam bahasa Inggris (tidak wajib tapi sering kali diminta
- Hasil Test Potensi Akademik. Untuk beasiswa yang berasal dari indonesia seperti Dikti, Diknas, Depkominfo biasanya mensyaratkan ini.

Sebaiknya syarat2 tersebut dipersiapkan sedini mungkin. Beasiswa Luar Negeri mempunyai deadline yang berbeda-beda bulan nya. Silahkan liat di tulisan saya
Berburu Beasiswa S2/S3 luar negeri

5. Proposal research

Proposal riset wajib bagi yang S3. Untuk yang S2 sebaiknya jika mau melanjutkan S3 maka mengambil S2 yang minimal kombinasi antara kuliah dan riset. Dalam membuat proposal riset sebaiknya menggunakan pustaka dari jurnal-jurnal terbaru. Untuk mendapatkan tentang gambaran riset yang akan dilakukan sebaiknya mencari pada web universitas yang akan dituju. Penyesuaian riset kita dengan riset calon supervisor kita akan memudahkan segala sesuatunya.

6. Persiapan Wawancara

Untuk yang hanya mengambil course work saya tidak mengetahui seperti apa wawancaranya. Untuk yang mixed sebenarnya yang paling utama adalah tentang rencana riset kita. Persiapkan dengan matang rencana riset kita. Pengetahuan tentang negara yang dituju dan pengetahuan tentang negara kita sering kali dibutuhkan. Sebaiknya kita mepersiapkan dokumen-dokumen pendukung untuk ditunjukan pada saat wawancara untuk memperkuat argumen kita.

Kiat Mendapatkan Beasiswa

“Masalah informasi merupakan kendala terbesar saya untuk mendapatkan beasiswa. Saya yang bekerja di Papua, baru bisa membaca koran setelah satu minggu terbit. Jadi, persaingan belum dimulai, saya sudah harus menghadapi kendala dulu,” kata Togap Siagian (29), penerima beasiswa Fulbright 2000 dan pendiri kelompok kores- pondensi surat elektronik internet khusus beasiswa (http://groups.yahoo.com/group/beasiswa).

Sejak pertama didirikan, 21 Maret 2000, Siagian memang sendirian mengelola mailing list itu. Dia menjadi moderator surat-surat yang masuk, baik berisi pertanyaan, informasi mengenai beasiswa di seluruh dunia, dan kiat memenangkannya.

“Orang Indonesia punya potensi memenangkan beasiswa, namun mereka menghadapi banyak kendala yang sebenarnya bisa diatasi dengan mudah. Karena tidak bisa mengatasi kendala itu, mereka kalah. Mailing list ini bertujuan membantu memberi informasi untuk siapa saja yang ingin mendapatkan kesempatan sekolah dengan beasiswa. Semacam wadah saling berbagi informasi dan pengalaman,” kata Siagian.

Sekarang, Siagian yang masih bekerja di Papua, sudah dibantu delapan moderator yang tersebar di Bandung, Yogyakarta, Jakarta, Inggris, Jepang, Belanda, dan Amerika. Mereka menyortir, menjawab, menghapus surat elektronik yang tidak penting, dan memperingatkan pengirim surat yang tidak menjelaskan maksudnya dengan jelas. “Banyak peserta minta informasi tentang beasiswa untuk pendidikan master. Peserta ini tidak menjelaskan jenis pendidikan dan di mana. Kadang-kadang hal seperti ini menjengkelkan juga,” aku Siagian.

Para milister (peserta mailing list) semakin hari semakin bertam- bah. Saat ini, jumlah peserta mencapai ribuan orang yang tersebar di seluruh dunia. Untuk menjadi anggotanya, cukup mengirim surat kosong ke alamat beasiswa-subscribe@yahoogroups.com. Yayasan pemberi beasiswa pun agaknya telah percaya dengan mereka, sehingga sering memberi informasi mengenai program beasiswa dari lembaga mereka.

Selain dari mailing list beasiswa dan website infobeasiswa, informasi beasiswa juga bisa didapat dengan tiga cara. Pertama, mendaftar ke badan pemberi beasiswa. Misalnya Yayasan Sampoerna, Aminef untuk beasiswa Fulbright, dan British Council untuk Chevening Award.

Kedua, peminat bisa langsung mendaftar ke universitas yang diinginkan. Peminat bisa berkores- pondensi langsung dengan profesor di universitas itu dan minta surat rekomendasi.

Ketiga, melalui penelitian. Biasanya jika seorang profesor atau universitas ingin melakukan penelitian besar, mereka membutuhkan asisten. Asisten ini akan dibayar, dan uangnya bisa dipakai biaya studi dan biaya hidup. Biasanya, mereka akan mendapatkan biaya studi lebih murah karena mereka bekerja untuk universitas. Lagi pula, proyek penelitian seperti ini akan memakan waktu minimal lima tahun, waktu yang cukup panjang untuk studi.

Dari ketiga cara mendapatkan beasiswa itu, hal terpenting yang harus dipegang peminat beasiswa adalah memenuhi syarat yang diminta. Jika memang diperlukan nilai TOEFL/IELTS (standar nilai kemampuan berbahasa Inggris), pastikan memilikinya. Begitu juga bila diperlukan syarat kecakapan matematik seperti GMAT, dan lainnya.

Menurut Pangesti Wiedarti, dosen Fakultas Bahasa dan Seni di Universitas Negeri Yogyakarta yang juga penerima beasiswa doktor di bidang linguistik Universiy of Sydney, sebaiknya peminat beasiswa mencari beasiswa tidak di satu universitas saja. “Carilah di beberapa universitas agar mendapatkan beasiswa yang benar-benar cocok,” ujar Pangesti.

Sidrotun Na’im, penerima beasiswa Australian Development Scholarship (ADS) 2003 me- ngatakan, peminat beasiswa dari Indonesia bagian timur memiliki peluang lebih besar daripada peminat Indonesia bagian barat. Sepertiga dari jatah beasiswa ADS yang ada diberikan untuk Indonesia timur. “Jika dilihat dari potensi dan kondisi Indonesia timur, peminat Indonesia timur memiliki peluang lebih besar,” kata Sidrotun.

Salathiel Gideon, penerima beasiswa S2 dari Yayasan Sampoerna mengatakan, dirinya menerapkan empat langkah strategis untuk memenangkan beasiswa itu.

Pertama, ketika memutuskan mendaftar beasiswa, dia membuat perencanaan. Apa saja yang harus dia lakukan untuk beasiswa tersebut. “Saya menentukan program apa yang akan saya ambil, lalu saya catat apa saja yang dibutuhkan jika saya mengambil program tersebut. Saya juga belajar membuat surat rekomendasi dan mempersiapkan diri untuk tes wawancara,” kata Gideon.

Kedua, Gideon melakukan tahap-tahap yang telah dia tentukannya dalam rencana. Dia mengakses situs Yayasan Sampoerna dan mencari tahu apa saja yang diminta. “Saya benar-benar mempersiapkan diri untuk menghadapi tes tulis. Saya cari buku-buku yang bisa menjadi nara sumber. Kemudian, saya berdiskusi dengan pemberi rekomendasi. Selain itu, saya juga berkonsultasi dengan teman-teman yang pernah mendapatkan beasiswa,” kata Gideon.

Ketiga, mengecek apa yang telah dia lakukan. Gideon berulang kali melihat apa yang telah dia pelajari dan mencoba mengerjakan tes yang ada. Dia juga mengecek adakah persyaratan yang belum dia penuhi.

Keempat, mengecek ulang. Jika memang apa yang telah dia lakukan masih dirasakan kurang, Gideon tidak ragu-ragu mengulang. Begitu juga dengan surat rekomendasi. Jika, surat rekomendasi itu dirasa tidak membantu, lebih baik mencari rekomendasi lain. “Saya pertimbangkan benar, apakah surat rekomendasi itu sungguh-sungguh mengevaluasi diri saya dengan adil. Jika tidak, lebih baik saya cari rekomendasi lain,” tegas Gideon. (ARN) Diambil dari harian Kompas.

Tips Mendapatkan Beasiswa dari Dalam Negeri

Para orang tua pasti bertanya – tanya untuk mencari informasi sekolah di luar negeri. Untuk mendapatkan beasiswa banyak cara yang bisa dilakukan. Dikutip dari anneahira, berikut ini beberapa tips mendapatkan beasiswa dalam negeri.

Mencari Informasi Lewat Sekolah

Ini disarankan bagi Anda yang baru saja lulus sekolah. Usahakan mencari info di sekolah masing-masing tentang informasi beasiswa tersebut.

Memang, biasanya tak hanya satu beasiswa yang ditawarkan. Tetapi biasanya banyak yang menawarkannya. Untuk itu pilihlah yang sesuai dengan hati kecil Anda. Perhatikan syarat-syarat yang ada.

Pilih beasiswa yang paling sesuai dengan kriteria yang Anda miliki. Sebab, jika Anda benar-benar unggul dalam kriteria persyaratan tersebut maka peluang mendapatkan beasiswa menjadi lebih besar.

Mencari Lewat Internet

Sekarang ini jamannya internet. Anda bisa mencari beragam informasi tentang beasiswa dalam negeri ke berbagai situs internet. Carilah melalui situs pencarian semisal google dan yahoo.

Perhatikan persyaratannya dengan seksama. Jangan menunda waktu memasukan aplikasi pendaftaran permintaan beasiswa Anda melalui situs tersebut. Pastikan semua dokumen telah terkirim. Jadi, tak akan timbul kerugian dibelakang misalnya Anda tidak jadi mendapatkan beasiswa karena ada satu dokumen yang tak terkirim.

Mengandalkan Jaringan Kakak Kelas

Layaknya di sekolah, Anda pasti punya kakak kelas. Mereka yang lebih dulu masuk ke perguruan tinggi. Kalau bisa kontak mereka. Minta bantuan untuk mendapatkan informasi seputar informasi beasiswa dalam negeri.

Dengan mengandalkan jaringan alumni ini, diharapkan Anda akan memperoleh gambaran jelas mengenai beasiswa tersebut. Demikian pula kiat mempermudah urusan dalam mendapatkan beasiswa tersebut.

Memanfaatkan Jejaring Sosial

Situs jejaring sosial yang begitu marak akhir-akhir ini adalah facebook dan twitter. Lewat media ini Anda bisa bertanya kepada orang-orang yang berteman pada Anda di situs tersebut.

Atau mulailah dengan update status menanyakan beragam informasi mengenai beasiswa. Dengan begitu Anda berkesempatan mendapatkan masukan yang berharga dari teman-teman tersebut yang kemudian menjadi dasar memilih kira-kira beasiswa mana yang akan didaftar.

Menulis Surat Pembaca di Koran

Cara yang juga cukup ampuh, yaitu menulis surat pembaca di koran. Bayangkan ribuan dan jutaan orang akan membaca tulisan Anda. Cobalah untuk menulis bahwa Anda benar-benar ingin mendapatkan beasiswa untuk biaya melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi.

Dari situ Anda meminta informasi pada pihak-pihak yang membuka lowongan penerimaan beasiswa. Jangan lupa cantumkan informasi lengkap Anda terutama nomer telepon dan email agar mudah dihubungi.

Persiapan Sekolah Ke Luar Negeri

Bagaimana persiapan untuk sekolah ke luar negeri? Berikut ini :

A. Persiapan

Hal persiapan yang harus anda perhatikan adalah :

1. Tips Memilih Perguruan Tinggi

Untuk memilih universitas yang baik, anda harus ekstra hati – hati karena akan menjadi bumerang dan akhirnya tidak diterima karena persyaratan yang dilalui sangat banyak dan tinggi. Selain itu faktor biaya, biaya hidup dan kemungkinan untuk lulus harus diperhatikan lebih lanjut karena kita harus bisa mengukur kemampuan yang dimiliki. Saya dapat memberikan tips memilih universitas luar negeri yang baik dengan cara :

- Lewat Kalender Universtas

Informasi ini telah disediakan dalam bentuk buku dan dapat di peroleh dari admin di universitas yang bersangkutan seperti dari “Admission Office”. Otherwise, anda dapat memperoleh lewat internet dengan mencari alumni dari universitas yang anda tuju dan meminta saran.

- Dari Referensi Profesor

Hubungilah profesor dari universitas yang bersangkutan. Sudah sewajarnya bilamana ada profesor mencari mahasiswa untuk membantu risetnya. Dan biasanya, profesor merupakan salah satu orang yang ikut andil dalam menentukan diterima atau tidak calon mahasiswa. Lagi – lagi, dari pihak admission office akan menanyakan perihal kesediaan profesor dengan masalah penelitian. So … bila kita telah menghubungi profesor dari universitas yang bersangkutan akan lebih mudah diterima.

- Lain-Lain

Melalui jalur sumber informasi yang lain seperti internet, majalah, buku, dan sumber informasi yang bisa membantu anda ketika menentukan pilihan universitas Kita juga dapat mengambil informasi dari sumber lain mengenai perguruan tinggi yang ingin dituju, seperti melalui Internet, majalah, buku, dan informasi-informasi dari sumber lain ini dapat membantu Anda dalam menentukan pilihan universitas yang anda tuju.

2. Tips Cara Memilih Universitas untuk S2 dan S3

Banyak sekali pilihan untuk kuliah S2 di luar negeri dan rata – rata tidak membutuhkan banyak fasilitas untuk riset yang berlebihan karena biasanya kuliah S2 cukup singkat. Setelah kuliah S2 biasanya merupakan langkah selanjutnya untuk memilih ke S3. Di saat Kuliah S2 anda bisa melihat kualitas S3 di tempat kuliah S2 anda ataupun di tempat lain. Karena kuliah S2 merupakan tempat ajang menunjukkan prestasi anda agar di rekomendasikan kuliah S3 oleh profesor di tempat lain. Dan yang terpenting, anda harus berencana juga untuk langkah kehidupan anda seperti halnya kapankah anda harus menikah, anak dan sebagainya. Sebab ini akan mempengaruhi kehidupan pribadi anda.

3. Tips Mencari Beasiswa

Carilah info mengenai beasiswa lewat universitas ataupun tempat lain bahkan lewat internet. Karena beasiswa yang biasa disebut scholarship akan dapat diperoleh dari universitas anda kuliah. Ada juga nilai point tambahan untuk ukuran prestasi mahasiswa. Rata – rata untuk mendapatkan tambahan dana, anda dapat bekerja dan di kampus telah mengijinkan dengan catatan jangan melanggar syarat yang diberikan yang dapat membahayakan status mahasiswa anda. Selain itu, anda mendapatkan support dari bantuan dana dari perusahaan.

4. Tips Hidup Di Luar Negeri

Selain kesibukan belajar di universitas, saran saya sebaiknya anda harus mempelajari budaya setempat dan bergaul dengan lingkungan anda. Pilihlah yang menurut anda baik dan tentu saja mendukung sebagai sarana belajar anda.Point ini jangan dianggap terlalu besar tetapi tidak juga dianggap terlalu remeh. Karena lingkungan sangat mempengaruhi langkah2 anda untuk belajar seperti cara berkomunikasi.

5. Tips Memilih Tempat Tinggal Di Luar Negeri

Cara yang paling efektif adalah bertanya kepada mahasiswa lain yang sudah lama bersekolah di universitas tersebut. Ada juga mencari informasi di student center, pengumuman di papan bahkan informasi yang tersebar di kampus anda.

- Asrama

Tempat tinggal yang paling dekat dengan kampus adalah asrama. Tetapi, biayanya sangatlah mahal, selain itu fasilitas dibuat sangat terbatas utuk menampung mahasiswa yang banyak.

- Apartemen

Rata – rata mahasiswa tinggal di apartemen yang letaknya tidak jauh dari kampus. Karena apartemen sangat disukai dengan kebebasan dan flesibelitas penggunaannya.Kesulitan yang didapat adalah mencari teman yang cocok untuk hidup bersama. Selain itu biaya di apartemen lebih murah daripada di asrama kampus.

- Basement di rumah

Ada beberapa tempat rumah atau kost yang disediakan untuk disewakan. Rata – rata memiliki beberapa kamar yang disewakan kepada mahasiswa dan fasilitasnya terbatas seperti kamar mandi, dapur dan kamar tidur. Biaya murah tetapi kebebasan nya terbatas.

6. Pergaulan sehari – hari

Perbedaan budaya dan pengetahuan sehari – hari seringkali menjadi kendala dalam pergaulan. Saya sarankan anda harus bergaul dengan warga setempat untuk mempelajari budaya agar anda mengerti baik dan buruk.

Tips Mendapatkan Beasiswa

Bagaimana tips mendapatan beasiswa?

1: Biasanya Anda baru dapat mengajukan permohonan beasiswa jika Anda telah diterima di kampus/universitas tujuan Anda kuliah.
Mungkin ini terdengar aneh, tetapi untuk langkah awal mungkin Anda perlu membayar biaya pendidikan (dan mungkin perjalanan) tanpa sokongan beasiswa. Mungkin Anda memerlukan pinjaman. Selanjutnya, setelah pengajuan beasiswa Anda diterima, Anda bisa membayar pinjaman tersebut dan biaya-biaya ekstra yang Anda keluarkan.

2: Beasiswa tidak akan meng-cover seluruh kebutuhan Anda
Sekali lagi, Anda tidak bisa belajar gratis. Kata orang Jawa Timur, “Jer Basuki Mawa Bea”(tidak ada kesuksesan tanpa biaya/usaha). Jika Anda cukup beruntung mendapatkan beasiswa penuh yang langka, Anda masih harus mencari uang untuk biaya perjalanan, makan, buku, telepon, dan refreshing.

3: Cari dari luar Universitas
Anda bisa mendapatkan daftar beasiswa dari di internet, termasuk beasiswa yang diberikan oleh swasta (seperti Beasiswa Fulbright), atau badan-badan pemerintah negara tujuan (seperti Monbusho – Jepang, British Council – Inggris, Erasmus Mundu – Uni Eropa, KIST – Korea, dll), atau dari pemerintah Indonesia (seperti Beasiswa Depkominfo). Periksalah dengan seksama apakah Anda memenuhi syarat – banyak program beasiswa yang member batasan tentang kewarganegaraan, program studi, dan usia.

4: Setiap beasiswa (walaupun kecil) itu membantu
Bahkan jika itu hanya hibah/beasiswa kecil yang menyediakan biaya untuk buku-buku kuliah Anda, ada baiknya meluangkan waktu untuk mengirim aplikasi permohonan beasiswa. Jadi saat Anda sudah sampai di kampus impian, Anda tak perlu lagi memikirkan biaya buku-buku.

5: Daftar beasiswa sebanyak yang Anda bisa
Ya, itu butuh waktu. Tapi kita membicarakan uang gratis! Jadi buat daftar semua beasiswa yang bisa Anda ajukan. Cek ulang apakah Anda sudah memiliki semua dokumen yang dibutuhkan, dan minta pendapat orang lain tentang esai atau surat lamaran yang telah Anda buat. Mengetahui pendapat orang tentang esai kita adalah hal yang baik.

6: Yakinlah
Jika pemberi beasiswa meminta esai atau keterangan yang menjelaskan mengapa Anda layak mendapat beasiswa, jangan malu-malu. Tulis semua prestasi yang menurut Anda relevan – bukan hanya prestasi akademik tetapi juga kerja-kerja sosial, pengalaman kerja, dan penghargaan.

7: Hindari penipuan beasiswa
Tidak ada yang namanya ‘jaminan dapat beasiswa’. Anda tidak perlu membayar biaya pengajuan beasiswa. Sayangnya, ada oknum-oknum yang meminta Anda untuk membayar dimuka lalu menghilang tanpa memberikan beasiswa kepada Anda.

8: Sediakan waktu yang cukup
Anda harus berpikir tentang keuangan Anda setidaknya 18 bulan sebelum Anda memulai program studi Anda. Tapi begitu Anda telah diterima di kampus/universitas, Anda mungkin hanya memiliki sedikit waktu untuk mengajukan beasiswa lain. Jadi jangan lewatkan tenggat waktu/deadline Anda, tetap menjaga komunikasi dengan konsultan StudyLink Anda dan dengan kantor internasional universitas.

9: Simpan semua dokumen
Anda memerlukan dokumen-dokumen tersebut agar Anda mendapatkan visa, dan itu termasuk dokumen penawaran/perjanjian beasiswa.

10: Siapkan rencana cadangan
Jangan putus asa jika semua aplikasi Anda ditolak. Ada cara lain untuk membiayai pendidikan Anda. Pinjaman mahasiswa, bantuan dari teman dan keluarga Anda, dan sponsor perusahaan patut Anda lirik juga sebagai jalan alternatif.

Friday, September 3, 2010

trik meningkatkan memori otak

saya baru baca trik untuk meningkatkan kapasitas memori otak, menark juga.. bisa dilihat disini http://health.yahoo.net/articles/womens-health/10-tricks-improving-your-memory

Tuesday, May 11, 2010

Ten usefull tips to stay healthy




The need to stay healthy the natural way is more and more important in todays world. Here are ten tips that should improve your health.



1.)  Make room for mini meditations through out your day, close the door at your office, hold your calls, and just relax for five minutes. Hubert Benson, the co-founder of Harvard’s Benson-Henry Institute for Mind/Body Medicine, recommends doing this a few times throughout the day. It allows you to turn everything off and recharge.


2.)  With states increasing cigarette taxes and cities banning smoking in bars and restaurants there has never been a better time to quit smoking. Many employers, faith groups, and even some local governments offer resources to help you stop smoking for good.

3.)  Make an effort to have a social life.  Getting bogged down in the stresses of daily life is easy to do. Make a promise to yourself to hang out with your friends at least once a week.

4.)  Be aware of your health. Get a physical this year, even if you had one last year you need to make it an annual event. Being proactive is the best way to maintain a healthy life.

5.)  Stay positive. It sounds simple, but if you try and keep a positive outlook on life you will find that you enjoy your work, family, and life in general a lot more.

6.)  Cut the calories back. This year instead of trying the next fad diet resolve to simply cut back your calorie intake.

7.)  Exercise daily. That doesn’t mean become a gym rat it means incorporate some kind of physical activity into your daily routine. It could be something as simple as going for a walk through the park every day, or going for daily bike rides.

8.)  Make “wellness” a verb. Don’t think of health and wellness as something to reach for, or something to achieve. Think of as the way you live your life.

9.)  Cut back the caffeine. Instead of drinking a pot of regular coffee every morning switch to a 50/50 coffee or caffeine free soft drinks.

10.)  Add a little “green” to your life. Mom really was right growing up, be sure to add fruits and vegetables to your meals every day.

These changes, for the most part, are easy to work into your daily life and maintain all year long.

Natural pain relief  Alternative therapy  New natural treatment




Bookmark and Share