Thursday, April 1, 2010

Asuhan Keperawatan Pasien dengan Meningitis

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN MNEINGITIS

Pengkajian

a. Biodata klien

b. Riwayat kesehatan yang lalu
  • Apakah pernah menderita penyait ISPA dan TBC ?
  • Apakah pernah jatuh atau trauma kepala ?
  • Pernahkah operasi daerah kepala ?
c. Riwayat kesehatan sekarang

d. Kebiasaan sehari-hari
  • Makan/Minum
  • Eliminasi
  • Personal Hygiene
e. Pemeriksaan Fisik/ Head To Toe

Diagnosa keperawatan
  1. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi sehubungan dengan diseminata hematogen dari patogen
  2. Risiko tinggi terhadap perubahan serebral dan perfusi jaringan sehubungan dengan edema serebral, hipovolemia.
  3. Risiko tinggi terhadap trauma sehubungan dengan kejang umum/fokal, kelemahan umum, vertigo.
  4. Nyeri (akut) sehubungan dengan proses inflamasi, toksin dalam sirkulasi.
  5. Kerusakan mobilitas fisik sehubungan dengan kerusakan neuromuskular, penurunan kekuatan
  6. Anxietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman kematian.
  7. Perubahan Persepsi sensori sehubungan dengan devisit neurologis.
Intervensi Keperawatan

1. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi sehubungan dengan diseminata hematogen dari patogen.

Mandiri :
  • Beri tindakan isolasi sebagai pencegahan
  • Pertahan kan teknik aseptik dan teknik cuci tangan yang tepat.
  • Pantau suhu secara teratur
  • Kaji keluhan nyeri dada, nadi yang tidak teratur demam yang terus menerus
  • Auskultasi suara nafas ubah posisi pasien secara teratur, dianjurkan nfas dalam
  • Cacat karakteristik urine (warna, kejernihan dan bau )
Kolaborasi :
  • Berikan terapi antibiotik iv: penisilin G, ampisilin, klorampenikol, gentamisin.
2. Resiko tinggi terhadap perubahan cerebral dan perfusi jaringan sehubungan dengan edema serebral, hipovolemia.

Mandiri :
  • Tirah baring dengan posisi kepala datar.
  • Pantau status neurologis.
  • Kaji regiditas nukal, peka rangsang dan kejang
  • Pantau tanda vital dan frekuensi jantung, penafasan, suhu, masukan dan haluaran.
  • Bantu berkemih, membatasi batuk, muntah mengejan.
Kolaborasi :
  • Tinggikan kepala tempat tidur 15-45 derajat.
  • Berikan cairan iv (larutan hipertonik, elektrolit ).
  • Pantau BGA.
  • Berikan obat : steoid, clorpomasin, asetaminofen.
3. Resiko tinggi terhadap trauma sehubungan dengan kejang umum/vokal, kelemahan umum vertigo.

Mandiri :
  • Pantau adanya kejang.
  • Pertahankan penghalang tempat tidur tetap terpasang dan pasang jalan nafas buatan.
  • Tirah baring selama fase akut kolaborasi berikan obat : venitoin, diaepam, venobarbital.
4.  Nyeri (akut ) sehubungan dengan proses infeksi, toksin dalam sirkulasi.

Mandiri :
  • Letakkan kantung es pada kepala, pakaian dingin di atas mata, berikan posisi yang nyaman kepala agak tinggi sedikit, latihan rentang gerak aktif atau pasif dan masage otot leher.
  • Dukung untuk menemukan posisi yang nyaman(kepala agak tingi).
  • Berikan latihan rentang gerak aktif/pasif.
  • Gunakan pelembab hangat pada nyeri leher atau pinggul.
Kolaborasi
  • Berikan anal getik, asetaminofen, codein
5. Kerusakan mobilitas fisik sehubungan dengan kerusakan neuromuskuler.
Mandiri :
  • Kaji derajat imobilisasi pasien.
  • Bantu latihan rentang gerak.
  • Berikan perawatan kulit, masase dengan pelembab.
  • Periksa daerah yang mengalami nyeri tekan, berikan matras udara atau air perhatikan kesejajaran tubuh secara fungsional.
  • Berikan program latihan dan penggunaan alat mobilisasi.
6.  Perubahan persepsi sensori sehubungan dengan defisit neurologis
Mandiri :
  • Pantau perubahan orientasi, kemamapuan berbicara,alam perasaaan, sensorik dan proses pikir.
  • Kaji kesadara sensorik : sentuhan, panas, dingin.
  • Observasi respons perilaku.
  • Hilangkan suara bising yang berlebihan.
  • Validasi persepsi pasien dan berikan umpan balik.
  • Beri kessempatan untuk berkomunikasi dan beraktivitas.
  • Kolaborasi ahli fisioterapi, terapi okupasi,wicara dan kognitif.
7. Ansietas sehubungan dengan krisis situasi, ancaman kematian.
  • Kaji status mental dan tingkat ansietasnya.
  • Berikan penjelasan tentang penyakitnya dan sebelum tindakan prosedur.
  • Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaan.
  • Libatkan keluarga/pasien dalam perawatan dan beri dukungan serta petunjuk sumber penyokong.
Evaluasi

Hasil yang diharapkan
  1. Mencapai masa penyembuhan tepat waktu, tanpa bukti penyebaran infeksi endogen atau keterlibatan orang lain
  2. Mempertahankan tingkat kesadaran biasanya/membaik dan fungsi motorik/sensorik, mendemonstrasikan tanda-tanda vital stabil.
  3. Tidak mengalami kejang/penyerta atau cedera lain.
  4. Melaporkan nyeri hilang/terkontrol dan menunjukkan postur rileks dan mampu tidur/istirahat dengan tepat.
  5. Mencapai kembali atau mempertahankan posisi fungsional optimal dan kekuatan.
  6. Meningkatkan tingkat kesadaran biasanya dan fungsi persepsi.
  7. Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang dan mengungkapkan keakuratan pengetahuan tentang situasi.

Daftar Pustaka

1. Doenges, Marilyn E, dkk.(1999).Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih Bahasa, I Made Kariasa, N Made Sumarwati. Editor edisi bahasa Indonesia, Monica Ester, Yasmin asih. Ed.3. Jakarta : EGC.

2. Harsono.(1996).Buku Ajar Neurologi Klinis.Ed.I.Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

3. Smeltzer, Suzanne C & Bare,Brenda G.(2001).Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.Alih bahasa, Agung Waluyo,dkk.Editor edisi bahasa Indonesia, Monica Ester.Ed.8.Jakarta : EGC.

4. Tucker, Susan Martin et al. Patient care Standards : Nursing Process, diagnosis, And Outcome. Alih bahasa Yasmin asih. Ed. 5. Jakarta : EGC; 1998.

5. Price, Sylvia Anderson. Pathophysiology : Clinical Concepts Of Disease Processes. Alih Bahasa Peter Anugrah. Ed. 4. Jakarta : EGC; 1994.

6. Long, Barbara C. perawatan Medikal Bedah : Suatu Pendekatan Proses Keperawatan. Bandung : yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan; 1996.

No comments:

Post a Comment