Paska melahirkan, sebagian ibu seringkali mengeluhkan minimnya produksi ASI. Lalu Anda mulai gusar saat ASI tak juga keluar. Jangan cepat menyerah atau panik, lantas mengklaim diri tak bisa memberikan ASI. Anda, dengan dukungan keluarga terutama suami, selalu bisa memberikan ASI sebagai asupan gizi paling alami untuk bayi.
"Cara meningkatkan produksi ASI atau mengalirkannya kepada bayi, adalah dengan lebih sering menyusui. Jika kondisinya tidak bisa menyusui langsung, lakukan dengan memerah ASI. Dengan begitu ASI akan terus diproduksi secara alami," papar Farahdiba Tenrilemba Jafar,
Sekretaris Jenderal Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI), saat workshop bertema "Breastfeeding Tips for Working Moms" di Sekolah Cikal, TB Simatupang, Jakarta, Sabtu (24/ 7/2010) lalu.
Persoalannya, orangtua sudah lebih dahulu menyerah dengan mengatakan payudara tidak bisa menghasilkan ASI, bahkan mempersoalkan ukuran payudara sebagai penyebab ASI tidak bisa diproduksi. Semua bentuk dan ukuran payudara bisa menyusui, tegas Dibha. ASI juga sudah mulai diproduksi sebelum bayi lahir, dan sudah dihasilkan saat masa persalinan.
Hanya saja, kata Dibha, memang dalam 72 jam pertama setelah melahirkan produksi ASI masih sedikit. Pada masa ini, yang keluar adalah kolostrum, yakni ASI yang warnanya lebih bening atau putih, jelas Dibha. "Jangan panik dulu jika pada tiga hari pertama setelah persalinan ASI
belum banyak keluar. Produksi ASI belum banyak karena tubuh sedang dalam masa peralihan hormon, dari hamil ke hormon oksitosin atau menyusui," Dibha mengingatkan.
Lambung bayi pada masa ini juga masih kecil, dan hanya bisa menampung 5-7 mililiter susu.
"Jikapun, karena panik, orangtua langsung memberikan susu formula, bayi sulit mencernanya. Susu formula jumlahnya bisa mencapai 30 mililiter, sedangkan kapasitas lambung bayi yang baru dilahirkan hanya maksimal 7 mililiter," jelas Dibha.
Anda tak perlu khawatir karena volume ASI akan terus meningkat paska melahirkan. Tentunya jika distimulasi dengan isapan bayi. Pada kondisi tertentu, seperti bayi lahir prematur, Anda bisa memerah ASI dan meminumkannya ke bayi dengan cara yang tepat.
Penting juga untuk dipahami orangtua, bahwa ASI takkan pernah habis. Dari maksimal isapan bayi, hanya 60-70 persen saja ASI yang dikeluarkan. Hormon prolaktin, yakni hormon untuk memproduksi ASI juga bisa distimulasi, dengan terus-menerus menyusui. Begitupun dengan hormon oksitosin. Hormon inilah yang berfungsi mengalirkan ASI.
"Jika ibu stres, hormon oksitosin tidak bekerja. ASI tetap ada di gudang ASI, namun tidak dialirkan. Di sinilah ibu perlu rileks menyusui, " ujar Dibha, sambil menambahkan bahwa peran ayah atau suami juga penting untuk membuat ibu merasa nyaman dan rileks.
http://dede-health.blogspot.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment