Sunday, August 1, 2010

Mitos Tentang Ukuran Kelamin Pria !


Organ yang paling penting pada pria normal, tentunya organ vital yang disebut penis. Demikian vitalnya sehingga bukan hanya sebagai identitas dari kelelakiannya itu sendiri, tetapi juga merupakan simbol kualitas seks kaum pria, bahkan lebih dari itu bagian pokok dari eksistensi jenis kelamin.

Seorang pria tidak lagi menjadi penting menjalankan fungsinya selagi organ vitalnya tak berfungsi. Ketika penis tersebut tidak mampu secara maksimal membahagiakan wanita/pasangan, maka, ia mengurangi citra pemiliknya meskipun pemahaman ini tidak selalu benar. Misalnya : Ketika terjadi ejakulasi dini, atau tidak mampu ereksi, ataupun bentuk dan ukuran organ terlalu kecil, maka si pemilik penis tersebut bisa dijadikan kambing hitam. Padahal, semestinya tidak seperti itu.

Organ vital yang secara anatomi berbentuk 'daging' memanjang ini, secara kodrati mempunyai dua fungsi, yaitu sebagai tempat lewat urin dan alat memasukkan sperma ke dalam kandungan wanita, melalui organ vagina (vital wanita). Kenapa alat vital pria harus berbentuk memanjang seperti itu, inilah kebesaran sekaligus kecerdasan Tuhan ketika menciptakan manusia berpasang-pasangan dan kemudian membuat keturunan.

Namun dalam konteks pasangan ini, di tangan menusia tumbuh pemahaman pola dan tingkat hubungan yang melibatkan rasa dan emosi yang dibalut dalam hubungan seks. Dan organ tubuh dibubuhkan mitos orgasme.

Panjang dan bentuk organ vital pria, pada umumnya standar berbentuk memajang dengan kepala yang lebih besar pada ujungnya. Ia terdiri dari jaringan ereksi yang dalam keadaan biasa seperti otot yang lembek, tersusun dalam tiga kolom silindris. Kolom atas dan bawah melebar hingga ujung untuk membentuk glan, sedangkan kolom tengah mengalir tabung sempit (Urethra) sebagai saluran sperma dan urin.

Organ lebih ini tertutup dengan otot-otot yang terisi jaringan yang kosong ketika dalam keadaan lembek, tapi dapat dengan segera membesar dan mengencang ketika terisi dangan darah. Saat inilah organ vital tersebut dalam keadaan ereksi.

Organ memajang ini menyambung ke glan dengan dibatasi lekukan melingkar pada bagian leher, sementara pada bagian kepala (glan) tertutup oleh lapisan kulit (kulup). Sejak awal, lapisan kulit ini menutup pada glan dan pelahan memisah/melipat ketika tumbuh dan dewasa, sehingga bagian kepalanya menjadi terbuka.

Pada banyak pria, terutama yang beragama Islam dan juga Yahudi, lapisan kulit (kulup) itu dibuang atau dipotong dengan sunat. Ada mitos bahwa lapisan kulit yang dipotong akan lebih mengontrol proses ejakulasi, tapi sebenarnya hal tersebut tidak benar bahwa lapisan kulit yang dipotong dan dibentukkan khusus dapat memberi rangsangan lebih pada wanita, mungkin juga ada benarnya, tapi bentuk organ vital yang berlekuk (membentuk benjolan) pada bagian kepala itu sendiri sebenarnya secara otomatis sudah dapat memberi rangsangan pada organ wanita.

Tujuan utama dari pemotongan/sunat ini sebenarnya lebih pada masalah kebersihan dan higienisnya. Karena pada bagian dalam kulit/kulup ujung penis yang tidak di potong, biasanya ada banyak kotoran yang tertinggal. Karena manfaatnya tersebut kini orang bukan Islam pun sudah banyak yang melakukan sunat.

Kulit organ pria sebenarnya sangat tipis, elastis, dan tanpa lemak, tapi longgar pada jaringan pokok sehingga memungkinkan untuk membesar dan memanjang tanpa rasa sakit dan organ ini agak berbeda dengan organ lainnya, karena diperkaya dengan syaraf sensori dan syaraf otonomik yang sensitif. Pada bagian-bagian tettentu sangat peka, sehinga sentuhan secara sistematis dapat dengan cepat merangsang perubahan ukuran serta kepekaan syaraf.

Ukuran organ vital para pria rata-rata adalah 3,75 inci tau 9.5 cm dalam keadaan lembek. Ketika pria terangsang dan organ tersebut menegang, otomatis terjadi perubahan ukuran, panjang bertambah 7-8 cm dan membesar 50 hingga 100 persen. Prpses penegangan masing-masing orang tidak sama.

Ada yang hanya memerlukan beberapa detik, ada yang dengan menghitung menit, tergantung kepekaan dan kondisi emosional yang bersangkutan. Beberapa kasus menunjukkan bahwa kondisi kesehatan tubuh juga sangat mempengaruhi perubahan organ pria tersebut.

Seseorang yang kondisinya cukup baik dan sehat akan memberikan kemungkinan perubahan ukuran yang lebih baik. Yang pasti saat ereksi terjadilah aliran darah pada organ ini. pembuluh darah dipenuhi darah dan dan pembuluh darah arteri membesar menekannya sehingga terus menegang hingga ejakulasi.

Apakah dengan ukuran vital yang besar dapat membuat pasangan pria lebih afektif sebagai pasangan seks? Namanya mitos, pemahaman seperti itu tidak sepenuhnya benar. Tak ada hubungan langsung bahwa organ yang besar otomatis lebih potensial, sebab masalah kualitas seks ditentukan oleh berbagai faktor secara anatomi, bentuk dan ukuran standar organ vital pria sudah memungkinkan untuk dapat pas dan harmonis dengan pasangan wanitanya.

Tidak berarti ukuran penis yang lebih kecil tidak dapat memuaskan pasangannya daripada ukuran penis yang jumbo. Memang, ada wanita tertentu yang merasa lebih pas dengan penis yang ukurannya lebih besar dan jumbo, Namun, tidak semua wanita begitu.

Malah, ada penelitian studi yang menyebutkan behwa penis yang ketika lembek hanya berukuran 7,5-9 cm, dan kitaka menegang akan bertambah dua kali lipat lebih panjang, sementara ukuran yang lebih besar ketika lembek ukurannya sekitar 10-11.5 cm, dan ketika ereksi penuh hanya bertambah 7 hingga 8 cm saja.

Memang ada penis yang tidak dalam keadaan lirus ketika ereksi. Beberapa agak melengkung, ke kiri, ataupun ke kanan. Untuk yang berbentuk pisang, konon, memberikan variasi kelincahan dalam beratraksi.

No comments:

Post a Comment