Sisa demam piala dunia kemarin menyisakan angan-angan menjadi manajer sepak bola (menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia [KBBI], penulisan suku katanya dipisah demikian).
Saya lebih menyukai formasi klasik 4-4-2 (plus kiper [goalkeeper] tentunya) yang fleksibel. Mudah diadaptasi dan disesuaikan saat menyerang, bertahan, maupun saat kehilangan pemain karena kartu merah atau cedera. Formasi ini menggunakan 4 pemain belakang/bertahan (defenders), 4 pemain tengah (midfielders) dan 2 penyerang depan (forwards). Pemain bertugas menjaga zona masing-masing. Menurut saya, formasi ini juga terasa pas/terbagi rata di lapangan yang berbentuk kotak/persegi.. :D. Lebih baik memiliki stok pemain yang mampu bermain lebih dari 1 posisi untuk memudahkan rotasi.
Pemain belakang/bertahan terdiri dari 2 bek tengah (centre back/central defenders) dan 2 bek sayap (wing back/right-left defenders). Paling tidak memiliki karakteristik agresif, akselerasi, mampu bertarung di udara (heading yang baik, badannya tinggi besar, misalnya Marco Materazzi, Sol Campbell, Lilian Thuram) dan satunya lincah memblok serangan, menjaga pergerakan lawan (marking) dengan ketat (misalnya Rio Ferdinand, Fabio Cannavaro, Alessandro Nesta). Pemain belakang sayap kanan dan kiri selain bertahan juga mampu memberikan suplai umpan (passing dan crossing) melalui pergerakan sepanjang tepi lebar lapangan. Hal ini membantu kerja pemain sayap tengah dan memudahkan determinasi pemain untuk saling mengisi kekosongan zona yang ditinggalkan saat menyerang. Bek sayap tentunya harus memiliki stamina dan kecepatan yang baik untuk mendukung serangan sekaligus juga bertahan (pilihan saya jatuh pada Roberto Carlos, Phillip Lahm [bek kiri], Cafu, Gianluca Zambrotta [bek kanan]).
Lapangan tengah terdiri dari 2 pemain tengah (central midfielders) dan 2 sayap (right-left winger/midfielders). Saya lebih menyukai tipe pemain tengah yang memang berperan sentral (central midfielder) dengan karakter kemampuan mengolah/menggiring bola (dribling) yang tinggi, didukung umpan (passing) yang baik, kepemimpinan, dan kreativitas yang mumpuni seperti Zinedine Zidane. Bisa juga diisi pemain tengah bertahan (defensive midfielder centre) seperti Steven Gerrard, Patrick Vieira atau pemain tengah menyerang (attacking midfielder centre) seperti Pavel Nedved, Frank Lampard, Kaka dan yang dapat menjadi penyerang depan seperti Ronaldinho dan Andrea Pirlo. Pemain tengah seperti ini biasanya memiliki posisi sebagai kapten tim. Pemain sayap tengah memiliki karakter serupa wing back, mampu mendukung zona depan sekaligus turun bertahan. Saya memilih pemain seperti Cristiano Ronaldo, David Beckham (sayap kanan), Franc Ribery, Arjen Robben (sayap kiri).
Dua penyerang depan (forwards) haruslah saling melengkapi. Yang satu sebagai second striker berposisi agak di belakang penyerang utama, dapat berpostur kecil, lincah, cepat, pengumpan yang akurat dalam melihat peluang (seperti Lukas Podolski, Del Piero, Robinho, Wayne Rooney) tapi juga dapat menyelesaikan peluang menjadi gol saat penyerang utama dijaga ketat. Tipe penyerang lainnya adalah saya tempatkan sebagai striker murni, berbadan tinggi besar (untuk pertarungan udara), dan tidak kalah gesit (seperti Adriano, Miroslav Klose, Thierry Henry, Luca Toni, Andriy Shevchenko).
Untuk kiper, Gianluigi Buffon dan Dida mantap di bawah mistar gawang.
Saat menyerang, formasi dapat beradaptasi, misalnya menjadi 4-3-3, 4-4-1-1, 4-2-4, 4-3-1-2. Saat bertahan, formasi menjadi 4-1-3-2, 5-3-2, 4-2-2-2, 4-5-1, 5-4-1. Walaupun cenderung bertahan, formasi bertahan ini dapat pula digunakan menyerang tergantung komposisi pemain yang kita miliki.
Thursday, July 13, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment