Monday, November 8, 2010

Kondom Antipemerkosa Pelindung Perempuan


Di Afrika Selatan, statistik menunjukkan angka serius soal tindak kejahatan pemerkosaan. Seorang perempuan diperkosa setiap 26 detik di sana.

Itu berarti, ketika membaca tulisan ini, sebanyak 3-5 perempuan telah diperkosa dan mungkin terinveksi HIV selama prosesnya. Lantas, bagaimana cara menghentikan siklus kekerasan mengerikan tersebut?

Dr. Sonette Ehlers percaya dia memiliki solusinya. Dia menciptakan sebuah kondom perempuan yang disebut Rape-aXe. Sebanyak 30.000 kondom ciptaannya rencananya akan dibagi-bagikan secara gratis di Afrika Selatan, sebelum Piala Dunia berlangsung.

Idenya adalah untuk melindungi kaum perempuan dari calon pemerkosa. Dia merancang produk tersebut setelah mencengar seorang korban pemerkosaan berkata, ''Seandainya saja aku memiliki gigi di bawah sana.''

Rape-aXe bekerja dengan cara dimasukkan ke dalam kelamin menggunakan sebuah aplikator (seperti tampon). Produk tersebut diklaim nyaman dipakai dan aman. Dengan kata lain, kondom itu tidak akan menikam diri sendiri.

Akan tetapi, ketika seorang pemerkosa memaksa berpenetrasi ke pemakai Rape-aXe, semacam kait kecil akan tercantol ke kulit alat kelaminnya, menyebabkan rasa sakit yang cukup berarti. Dengan demikian, sang korban memiliki kesempatan untuk berlari menyelamatkan diri.

Namun, sejumlah kritik tetap berdatangan. Pertama, karena perangkat tersebut menyebabkan pendarahan, ada kemungkinan pemerkosa dapat menulari korban perempuan dengan HIV atau penyakit menular seksual lainnya.

Kedua, hal tersebut juga dapat menyebabkan pemerkosa menjadi murka, sehingga bertindak lebih brutal.

No comments:

Post a Comment