Belakangan ini, media massa banyak mengulas tentang gejolak perekonomian dunia. Fenomena ini telah menarik perhatian seluruh dunia, baik kalangan bisnis maupun orang awam. Banyak investor yang kemudian menjadi takut untuk berinvestasi. Hal ini dikatakan Andy Untono, General Manager Produk Investasi dan Bancassurance BCA, belum lama ini. Berikut hasil wawancaranya mengenai kondisi perekonomian serta tips-tips berinvestasi dalam kondisi yang tidak menentu ini.
Q: Sebagai GM produk investasi dan bancassurance di BCA, kami ingin minta pendapat Bapak atas kondisi pasar dan iklim investasi di indonesia saat ini.
A: Tidak dapat dipungkiri, situasi perekonomian global akhir-akhir ini penuh dengan ketidakpastian. Berawal dari krisis subprime mortgage yang mulai pada tahun 2007, dampaknya tidak hanya dirasakan oleh institusi keuangan raksasa di Amerika, tetapi juga oleh banyak investor di Indonesia. Hal ini nyata terlihat pada pergerakan nilai IHSG yang pada tanggal 8 Oktober 2008 lalu sempat menyentuh level 1.451, turun 50% dari level tertingginya sebesar 2.830 pada awal Januari 2008.
Q: Berarti kondisi pasar yang demikian sudah berlangsung cukup lama. Bagaimana dengan prospek kondisi ekonomi di tahun 2009 dan seterusnya?
A: Tahun 2009 ini dapat dikatakan bahwa kondisi pasar mulai berada dalam level yang stabil, walaupun belum kembali ke situasi seperti sebelum krisis perekonomian akibat subprime mortgage.
Hal ini dapat dilihat dari nilai IHSG yang perlahan bergerak naik, menandai bahwa para investor sudah mulai mendapatkan kembali kepercayaan untuk berinvestasi di pasar modal. Di samping itu, sebagian besar pemimpin negara maju juga sudah menyatakan akan menjalankan program stimulus ekonomi agar resesi ekonomi dapat segera berakhir dan ekonomi kembali bertumbuh.
Apabila semua program stimulus ekonomi ini dijalankan sesuai dengan komitmen yang sudah diberikan, diharapkan tanda-tanda berlalunya krisis perekonomian dapat mulai dirasakan dalam waktu dekat.
Q: Dengan kondisi pasar yang tidak menentu itu, apakah ada tips-tips berinvestasi untuk para nasabah yang mungkin masih awam dengan investasi ?
A: ada umumnya, investor dapat dibagi menjadi 3 tipe investor berdasarkan profil resikonya:
1. Yang pertama adalah tipe investor agresif. Tipe investor ini menyukai pertumbuhan portfolio yang agresif dan tidak terlalu khawatir terhadap fluktuasi pasar jangka pendek/menengah. Mereka cocok untuk berinvestasi di pasar saham.
2. Yang kedua adalah tipe investor moderat, dengan karakteristik condong kepada pertumbuhan portfolio yang stabil. Untuk mereka, sebagian besar investasi bisa ditanamkan dalam instrumen pendapatan tetap dengan sisanya di pasar saham.
3. Yang terakhir adalah tipe investor konservatif, yang lebih mengutamakan pengembalian hasil investasi secara rutin, tanpa ada fluktuasi pasar. Tipe seperti ini cocok untuk menanamkan seluruh dana mereka dalam instrumen pendapatan tetap.
Dengan mengetahui profil risiko, anda akan dapat memilih jenis investasi yang cocok untuk diri anda.
Q: Lalu setelah kita tahu profil risiko kita, apa lagi yang harus kita perhatikan?
A: Ada tiga hal tambahan yang perlu terus diperhatikan oleh setiap investor di masa-masa tak menentu ini, yaitu melakukan investasi jangka panjang, memperhatikan diversifikasi dan berinvestasi dengan sistem menyicil atau Rupiah Cost Averaging.
Q: Mungkin bisa dijelaskan satu persatu agar nasabah lebih jelas.
Yang dimaksud investasi jangka panjang itu berapa lama? Kalau kondisi market tiba-tiba drop apa yang harus dilakukan?
A: Dalam jangka pendek, pergerakan nilai investasi, terutama di pasar saham bisa saja sewaktu-waktu turun. Namun dalam jangka panjang, misalkan 7 tahun ke atas, pergerakan nilai investasi cenderung mengikuti pertumbuhan ekonomi dan laju inflasi di Indonesia. Oleh karena itu investor dianjurkan untuk tetap tenang ketika investasinya tiba-tiba turun.
Q: Bagaimana dengan diversifikasi. Bisa dijelaskan lebih lanjut ?
A: Pepatah lama mengatakan, “Jangan menaruh semua telur dalam 1 keranjang”. Setiap investor, selain perlu mengetahui profil risiko yang dimiliki, juga harus melakukan diversifikasi investasi. Sebagai contoh, jika anda investor berprofil agresif, anda perlu menyebar investasi di berbagai macam saham. Cara termudah adalah dengan membeli produk reksadana atau unit-link, di mana manajer investasi secara otomatis menginvestasikan dana anda di berbagai macam saham di sejumlah sektor untuk menyebar resiko investasi sehingga nilai investasi tidak turun signifikan bila terjadi gejolak di salah satu sektor.
Q: Tadi bapak juga bicara tentang sistem menyicil, sebenarnya apa keuntungan dari sistem menyicil ini?
A: Dalam keadaan pasar yang tidak menentu, strategi investasi dengan Rupiah Cost Averaging (atau sistem menyicil) sangat cocok untuk diterapkan. Dengan berinvestasi secara menyicil, anda akan dapat memanfaatkan keadaan pasar yang sedang turun untuk tetap disiplin membeli unit investasi di tingkat harga lebih murah. Dengan demikian, jika pasar membaik kembali, anda akan mendapat keuntungan tambahan dengan sistem cicilan ini.
Q: Sepertinya cukup merepotkan ya Pak, kalau harus melakukan itu semua, apalagi bagi nasabah yang mungkin sudah cukup sibuk dalam pekerjaan sehari-harinya. Apakah ada cara yang lebih mudah?
A: Sebenarnya sudah ada produk yang dikenal sebagai unit link, yang fitur-fiturnya sangat cocok dengan kiat-kiat investasi seperti yang sudah disebutkan di atas.
Q: Kalau di BCA sendiri apakah ada produk seperti itu?
A: Saat ini, BCA sudah menawarkan berbagai produk yang cocok untuk nasabah yang ingin berinvestasi di tengah kondisi yang kurang kondusif ini. Selain produk investasi seperti beberapa jenis Reksadana (Pendapatan Tetap, Pasar Uang, Terproteksi), ORI, dan SBI, BCA juga menawarkan produk Bancassurance hasil kerjasama BCA dan PT AIG Life.
Salah satu produk Bancassurance yang ditawarkan BCA tersebut adalah Provisa dan Provisa Platinum yang merupakan produk unit link.
Q: Sebelum melangkah lebih jauh ke produknya, mungkin bisa diceritakan sedikit tentang background kerja sama BCA dan AIG ?
A: Sebagai bank unggulan pilihan masyarakat Indonesia, BCA sangat selektif dan hati-hati dalam memilih semua perusahaan partner untuk produk investasi dan asuransi. Keunggulan produk, nama besar yang terpercaya, dan posisi finansial yang kuat, adalah faktor-faktor penting yang menjadi pertimbangan kami dalam pemilihan perusahaan partner. Itulah kenapa kami memilih PT AIG Life yang mempunyai aset sebesar Rp 10.7 trilyun dengan nilai ekuitas sebesar Rp 1.72 trilyun dan merupakan salah satu perusahaan asuransi terbesar di Indonesia.
Kerja sama BCA dan PT AIG Life sendiri dimulai pada akhir tahun 2006. Sejak itu, produk-produk bancassurance hasil kerja sama BCA dan PT AIG Life telah ditawarkan di cabang-cabang BCA, termasuk di ruang-ruang Prioritas.
Q: Respon dari nasabah mengenai produk-produk kerja sama BCA dan AIG tersebut seperti apa?
A: Tanggapan dari nasabah sangat antusias, terbukti dari banyaknya permintaan nasabah akan produk ini. Malah ada beberapa nasabah yang membeli lebih dari 1 polis untuk istrinya atau untuk anak-anaknya.
Q: Baik sekali pak, kembali ke produk, saya yakin di pasar juga banyak produk unit-link selain yang ditawarkan oleh BCA, lalu keunggulan produk Provisa dan Provisa Platinum dibandingkan dengan produk-produk sejenis lainnya apa?
A: Berdasarkan hasil riset team Bancassurance BCA, produk Provisa/Provisa Platinum memiliki 3 keunggulan dibanding produk-produk unit-link lain yang ada di pasar:
1. Keunggulan pertama adalah fitur back-end loaded di mana lebih banyak porsi dana nasabah yang diinvestasikan di depan, dibandingkan yang digunakan untuk biaya asuransi. Produk-produk unit link di pasar kebanyakan menggunakan sistem front end loaded (dimana sebagian besar dana nasabah dimasukkan ke dalam biaya asuransi di tahun pertama).
2. Keunggulan kedua adalah pembayaran premi dilakukan setiap bulan/setiap tahun selama jangka waktu yang sudah ditentukan, ini memastikan perkembangan dana nasabah dalam jangka panjang dan mengurangi fluktuasi nilai investasi nasabah melalui investasi dengan sistem menyicil (Rupiah-cost averaging).
3. Keunggulan terakhir adalah berbagai pilihan jenis investasi yang ditawarkan (Ekuitas, Pendapatan Tetap, Pasar Uang, dll) sesuai dengan profil risiko nasabah, di mana manajer investasi otomatis melakukan diversifikasi investasi.
Q: Tapi beberapa waktu yang lalu saya dengar ada berita yang menyatakan bahwa AIG Amerika mengalami kesulitan likuiditas ? Apakah ini akan berdampak terhadap produk Provisa dan Provisa Platinum ini, maupun terhadap PT AIG Life itu sendiri?
A: Mungkin ada beberapa nasabah yang resah dengan berita AIG Amerika yang beberapa waktu lalu sempat masuk di media masa. Namun nasabah tidak perlu khawatir karena :
1. Per tanggal 2 Maret 2009, AIA group of companies (kelompok usaha AIA), yang merupakan perusahaan induk dari PT AIG Life Indonesia, telah menjadi perusahaan independen dari AIG Inc dan beroperasi dengan dukungan langsung dari pemerintah Amerika Serikat serta mendapatkan rating A+ dari Standard & Poor’s.
2. PT AIG Life memiliki rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio) yang berada jauh di atas ketentuan minimum yang ditetapkan oleh Departemen Keuangan Republik Indonesia
* Rasio kecukupan modal PT AIG Life adalah sebesar 238% (diatas ketentuan minimum sebesar 120%).
3. Seluruh dana investasi nasabah untuk produk unit-link PT AIG Life disimpan oleh bank kustodian indepeden (bukan di PT AIG Life) dan PT AIG Life sudah mencadangkan dana yang cukup untuk membayar semua klaim pemegang polis saat ini maupun di masa depan, sesuai dengan ketentuan dari Departemen Keuangan Republik Indonesia.
4. Pada tanggal 18 September 2008, Departemen Keuangan Republik Indonesia dan Bapepam juga telah menyatakan bahwa PT AIG Life dalam kondisi sehat, serta memiliki modal yang cukup untuk beroperasi dan membayar semua klaim pemegang polis.
Q: Kalau begitu dapat saya simpulkan, berita kesulitan likuiditas di AIG Amerika itu tidak ada dampaknya sama sekali terhadap PT AIG Life maupun nasabah yang sudah memiliki atau ingin membeli produk Provisa/Provisa Platinum.
A: Betul
Q: Kembali lagi ke produk Provisa/Provisa Platinum tadi, biasanya produk investasi yang ditawarkan di BCA Prioritas ada minimumnya, kalau produk Provisa dan Provisa Platinum ini berapa minimumnya?
A: Provisa Platinum yang ditawarkan khusus bagi nasabah BCA Prioritas, mempunyai premi minimal Rp 25 juta.
Selain Provisa Platinum yang ditawarkan di BCA Prioritas, BCA juga menawarkan produk Provisa di cabang BCA reguler dengan premi yang lebih terjangkau, mulai dari Rp 7.5 juta/tahun, yang dapat dicicil secara bulanan maupun tahunan.
Q: Selain produk Provisa Max/Provisa Platinum Max, produk Bancassurance apa lagi yang ditawarkan oleh BCA?
A: Kami masih memiliki produk Optishield dan Edusave, yang juga adalah hasil kerjasama kami dengan PT. AIG Life.
Optishield adalah produk asuransi yang memberikan proteksi yang optimal, meliputi asuransi jiwa, penyakit kritis, cacat tetap total, dan santunan tunai harian rumah sakit. Selain perlindungan yang komprehensif, nasabah juga mendapat kesempatan berinvestasi sesuai profil risiko mereka.
Sedangkan Edusave adalah produk yang dapat membantu nasabah dalam mempersiapkan dana pendidikan bagi putra putri mereka, terlepas dari risiko yang mungkin terjadi. Seperti halnya Optishield, produk ini juga memberikan kesempatan berinvestasi, untuk mengantisipasi naiknya biaya pendidikan dalam masa 10 – 20 tahun ke depan.
Kami harapkan dengan produk yang bervariatif, kami dapat semakin berbagai kebutuhan finansial nasabah mereka, terutama yang terkait dengan investasi dan asuransi.
Q: Kalau ada dari nasabah yang ingin membeli, apakah dapat langsung ke cabang BCA?
A: Saat ini produk bancassurance sudah dapat dibeli di lebih dari 500 cabang dan seluruh ruang Prioritas di Jakarta dan kota-kota besar di Pulau Jawa dan Sumatera Utara. Nasabah bisa menghubungi CSO di cabang BCA terdekat untuk keterangan lebih lanjut.
Sumber :
Unit Bisnis Wealth Management BCA
No comments:
Post a Comment