Sekarang, di ranah modern, pola dan gaya hidup sudah sedemikian mengutamakan kesetaraan gender. Di awal-awal kehidupan modern jenis pekerjaan sudah terpilah-pilah.
Kita mengenal ada pemilahan gender untuk jenis pekerjaan seolah pekerjaan punya jenis kelamin. Jenis pekerjaan sekretaris itu bagian perempuan, lelaki kurang pantas memilihnya. Jenis pekerjaan mekanik tentu milik dunia lelaki, tak pantas buat perempuan.
Namun, sekali lagi, karena gerakan kesetaraan gender selain emansipasi, pemilihan jenis pekerjaan lalu melintasi kodrat biologis. Pilihan pekerjaan lintas gender inilah yang ikut menambah risiko kedua gender untuk sakit dan mati muda.
Harus diakui, kemampuan matematis rata-rata lelaki lebih dari wanita, sehingga jenis pekerjaan yang berkaitan dengan pemanfaatan kemampuan matematis, mestinya rata-rata lelaki lebih unggul dibanding wanita. Di bidang ini rata-rata wanita lebih berisiko untuk celaka.
Otak lelaki lebih besar dari otak wanita. Begitu juga untuk semua nilai standar fisiologis, sel darah, besar tulang, sebagaimana kodrat biologisnya, lelaki berada di atas wanita . Rata-rata wanita tentu kalah bersaing bergumul di lahan jenis pekerjaan yang secara biologis lelaki lebih unggul. Itu berarti di lahan yang melampaui kodrat biologisnya, wanita lebih berisiko dibanding lawan jenisnya.
Sebaliknya, wanita punya keunggulan biologisnya sendiri. Kendati ukuran otaknya lebih kecil, cara kerja otak wanita lebih efisien. Belahan otak kanan dan otak kirinya bekerja secara simultan.
Feeling Lebih Tajam
Andai belahan otak dominannya (otak kiri) melemah atau terganggu, pada kasus stroke, misalnya: belahan sisi lain dapat menggantikan tugasnya. Jembatan belahan otak kiri dan otak kanan pada wanita terbentuk sempurna, sehingga kerja otak kanan dan otak kiri saling menunjang. Hal itu tidak terbentuk pada kaum pria. Itu sebab kasus stroke pada wanita lebih ringan akibatnya dibanding kalau terjadi pada lelaki.
Lebih dari itu, otak wanita juga punya kemampuan lebih dalam berbicara, menangkap segala sesuatu yang tak tertangkap oleh indra. Nuansa nalurinya lebih tajam dibanding lelaki. Oleh karena itu, adil jika kaum suami yang rata-rata lebih cepat dalam mengambil keputusan minta pendapat istri dalam hal-hal yang tak tertangkap oleh indra.
Wanita mampu menangkap isyarat melampaui kemampuan pancaindranya. Mampu menangkap apa yang ada di balik ucapan. Wanita punya feeling yang lebih tajam. Wanita juga memiliki serabut saraf yang lebih halus dan majemuk dibanding milik kaum Adam.
Untuk jenis pekerjaan yang perlu ketelatenan, kesabaran, kekhusukan, wanita umumnya lebih unggul. Itu sebab jenis pekerjaan sejenis perawat, tergolong jenis pekerjaan yang sangat biologik buat kaum Hawa, dan kurang biologik bagi kaum Adam.
Wanita oleh karenanya umumnya juga lebih tahan menghadapi goncangan hidup. Mereka lebih tabah, sedang kaum Adam umumnya lebih gampang pecah (fragile), kurang tahan banting.
Kita melihat gangguan jiwa lebih sering merundung kaum Adam dibanding kaum Hawa, terlebih ketika dunia penuh dengan krisis kehidupan.
No comments:
Post a Comment