Parasit plasmodium malaria masuk menginfeksi melalui gigitan nyamuk. Penyakit menular ini telah membunuh satu juta orang setiap tahun dan menginfeksi sekitar 400 juta lainnya.
Para peneliti Australia dengan menggunakan mikroskop beresolusi-super untuk menyaksikan bagaimana dinding sel manusia digerogoti.
Tekhnologi ini menyajikan gambar pada skala yang besarnya lebih kecil dibandingkan dengan mikroskop cahaya normal, sehingga dapat menangkap gambar parasit tersebut yang besarnya hanya sepersatujuta meter.
Dr. Jake Baum, dari Walter and Eliza Hall Institute, Melbourne, mengatakan, “Terobosan nyata dari mikroskop dengan resolusi super, pada dasarnya memungkinkan anda untuk menciptakan gambar tiga dimensi dari proses seluler (pembelahan sel) pada resolusi sangat tinggi.”
“Ini seperti saat kita mengambil ribuan snapshot CCTV perampokan bank.”
Sajian yang telah diterbitkan dalam jurnal Cell Host & Microbe ini, dapat memberikan wawasan baru dalam peristiwa molekuler dan seluler yang memandu invasi sel.
“Ini merupakan pertama kalinya kami dapat benar-benar menggambarkan proses molekuler secara sempurna,” ujar Dr. Baum.
Meskipun para ilmuwan telah berhasil mengobservasi pergerakkan parasit tersebut ke dalam sel sebelumnya, tekhnologi baru ini menyajikan lompatan besar dalam pengamatannya yang lebih detail yang dapat kita lihat.
“Salah satu hal paling mendebarkan yang kita lihat, tatkala parasit tersebut menyisipkan protein berbentuk cincin ke dalam dinding sel untuk membuka jendela sambil menggerogotinya.”
“Anda benar-benar dapat menyaksikan bagaimana parasit tersebut menggerogoti,” ujar Dr. Baum.
Rekaman ini juga mengungkap bahwa sekali parasit tersebut menempel pada sel darah merah serta mengikat erat sel, sebuah master penghubung selama invasi dimulai dan akan terus berlanjut tanpa ada pos pemeriksaan lebih lanjut.
Dr. Baum mengatakan bahwa ia telah bekerja untuk melacak parasit ini selama tujuh tahun. Ia berharap pengetahuan baru ini akan memungkinkan para ilmuwan baru membuka peluang untuk memutus mata rantai cara kerja parasit ini.
Ia mengatakan, “Jika, misalnya, anda menguji obat tertentu atau vaksin, atau meneliti bagaimana antibodi manusia bekerja untuk melindungi anda dari malaria; pendekatan pencitraan gambar ini, kini telah memberi kita jendela untuk melihat efek yang sebenarnya bahwa setiap bahan reaksi atau antibodi telah berada pada langkah-langkah invasi.” (Erabaru/DM/sua)
No comments:
Post a Comment