STRES
Stres merupakan ungkapan modern yang sering digunakan untuk menggambarkan perasaan saat menghadapi keadaan yang menyusahkan atau menekan. Saat ini stres tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari, baik akibat tekanan pekerjaan, keadaan lingkungan ataupun adanya masalah pribadi. Baik pria dan wanita mempunyai resiko yang sama untuk mengalami stres, tetapi ternyata mereka dapat mempunyai reaksi yang berbeda dalam menghadapi stres tersebut.
PERBEDAAN PRIA & WANITA DALAM MENGHADAPI STRES
Salah satu prilaku dasar yang berbeda antara pria dan wanita adalah cara mereka dalam menghadapi stres. Dimana pria cenderung lebih memilih jalan yang tak sehat untuk mengatasi stres dibandingkan wanita. Berdasarkan hasil penelitian dari UCLA pada tahun 2002 (UCLA Study On Friendship Among Women),diketahui bahwa pada saat menghadapi stres, pria lebih sering merespon dengan cara fight-or-flight sedangkan wanita merespon dengan cara tend-and-befriend.
Fight-or-flight vs. Befriending
Respon Fight artinya pada saat seseorang mengalami stres, maka dia akan menanggapi dengan melakukan tindakan agresif, baik melalui kata-kata ataupun tindakan sedangkan respon flightberarti bahwa saat menghadapi stres, individu tersebut cenderung untuk menyendiri atau melarikan diri dari masalah tersebut. Contoh: Saat seorang pria yang mengalami kejadian stres di kantornya pulang ke rumah, maka ia cenderung ingin menyendiri (tidak mau berinteraksi dengan anggota keluarga lain) atau bahkan bila stres yang dialaminya berat, maka ia dapat melampiaskannya pada anak & istrinya.
Sedangkan pada wanita apabila mengalami stres, mereka cenderung untuk lebih menyibukkan diri merawat/mengasuh keluarga (tend) dan bercerita kepada teman ataupun keluarga perihal masalahnya tersebut (befriend). Contoh: Bila seorang ibu mengalami kejadian stres di kantornya, maka ia akan mengatasi stres tersebut dengan cara memfokuskan perhatiannya pada anak-anak atau berbagi cerita dengan teman serta anggota keluarga lainnya.
Pria Beresiko Tinggi Akibat Stres
Pria lebih rentan untuk mengalami efek samping kesehatan akibat stres dibanding wanita, karena pria cenderung untuk menderita beberapa hal yang berkaitan dengan stres seperti hipertensi, prilaku agresif, penyalahgunaan alkohol ataupun obat terlarang. Wanita lebih terlindungi dari hal tersebut karena prilaku mereka yang cenderung lebih dekat ke keluarga & teman saat mengalami stres melindungi mereka dari efek buruk stres.
Pengaruh Hormon Terhadap Respon Stres pada Pria dan Wanita
Oksitosin, sebuah hormon yang terdapat pada pria dan wanita yang dikeluarkan oleh tubuh sebagai bentuk respon terhadap stres, terbukti mempunyai efek menenangkan pada tikus & manusia, membuat rasa gelisah berkurang & menjadi lebih mudah berbaur dengan sekitarnya. Hormon pada laki-laki terlihat lebih meminimalkan efek dari oksitosin tersebut, sedangkan hormon pada wanita yaitu estrogen memperkuat efek oksitosin beberapa kali lipat.
AKIBAT DARI STRES
Stres dapat mempengaruhi seluruh tubuh, menurunkan daya tahan tubuh serta meningkatkan resiko untuk terkena penyakit lain mulai dari penyakit ringan seperti flu sampai penyakit berat seperti kanker. Berikut adalah beberapa jenis penyakit yang dapat meningkat akibat stres:
- Psoriasis.
- Eksim.
- Gangguan pencernaan.
- Diabetes.
- Asma.
- Penyakit jantung.
- Tekanan darah tinggi.
- Rambut rontok.
- Masalah seksual, termasuk diantaranya disfungsi ereksi (impoten).
Selain itu gangguan karena stres juga dapat menyebabkan kerugian secara materi karena berkurangnya produktivitas kerja.
CARA TERBAIK BAGI PRIA MENGHADAPI STRES
Stres merupakan salah satu hambatan terbesar bagi seseorang untuk dapat merasa bahagia & meraih sesuatu. Akan tetapi sayangnya, cukup banyak juga orang yang tidak dapat mengatasi stres secara tepat. Pria lebih cenderung untuk menyembunyikan masalah stres, hal ini bisa jadi akibat pengaruh lingkungan juga yang sering mengkondisikan bahwa pria harus selalu terlihat kuat dan tidak boleh terlihat lemah.
Menurut Richard Driscoll, PhD, pengarang buku The Stronger Sex, pria harus lebih terbuka untuk mencari bantuan apabila mengalami masalah & tidak berusaha untuk menyembunyikan masalah tersebut. Hal ini penting karena dapat melindungi pria dari pengaruh buruk akibat stres. Selain itu perlu dilakukan pendekatan yang lebih simpatik lagi terhadap pria, terutama mereka yang beresiko besar untuk mengalami stres. Beliau juga menyarankan supaya pria dapat belajar cara mempertahankan diri terhadap stres yaitu sebuah proses yang disebut mental shielding, dimana pria dapat mengembangkan kemampuan diri untuk tetap tenang saat menghadapi stres.
Terakhir, Richard Driscoll, PhD menyarankan kepada para keluarga sedini mungkin untuk memberikan pengertian kepada anak-anaknya terutama anak laki-laki, kesulitan-kesulitan yang dapat mereka hadapi serta cara untuk mengatasinya.
No comments:
Post a Comment