Saturday, July 15, 2006

Health Informatics - Konsultasi Email Pasien-Dokter

Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi informasi dewasa ini, semakin memudahkan komunikasi pasien dengan dokter tanpa harus tatap muka langsung. Telepon, televisi, radio, media cetak, pesan singkat (SMS), situs web/weblog, dan surat elektronik (email) dapat dimanfaatkan untuk memperoleh informasi kesehatan dari sumber-sumber yang dapat dipercaya. Beberapa media juga memberikan fasilitas konsultasi interaktif.

Media komunikasi pasien-dokter yang 'relatif' baru (masih kurangnya penetrasi Internet) di Indonesia adalah surat elektronik. Konsultasi pasien-dokter melalui surat elektronik semakin banyak dilakukan di negara-negara yang memiliki kemudahan akses Internet. Hal ini mungkin terjadi karena kesadaran masyarakat akan pentingnya informasi kesehatan. Dapat juga karena adanya keterbatasan komunikasi pasien-dokter (di ruang praktik) selama ini.

Komunikasi pasien-dokter melalui media ini merupakan suatu upaya diseminasi informasi yang tidak terbatas waktu, tempat dan ruang. Menurut saya, konsultasi pasien-dokter melalui surat elektronik ini pun memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan.

Bagi pasien, beberapa kelebihannya yaitu:
  • anonimitas; identitas penanya dapat ter-rahasia-kan, terutama diuntungkan jika pertanyaan kesehatan pribadi diungkap melalui milis yang sifatnya terbuka (arsip milis dapat dibaca oleh sesama anggota milis maupun pengunjung Internet lainnya)
  • sesuai dengan masalah kesehatan yang ingin diketahui; dibandingkan dengan sekedar mengunjungi situs kesehatan umum yang belum menyertakan fasilitas interaktif
  • hemat tempat, waktu, dan biaya; tidak perlu memenuhi tempat antre dokter atau rumah sakit (RS), menunggu antrian dipanggil, dan relatif hemat biaya perjalanan, parkir (kecuali ke warnet), dan biaya konsultasi/pemeriksaan.
  • tersedia arsip (disimpan dalam kotak masuk [inbox] atau bahkan dicetak) untuk dapat berbagi informasi bagi yang lainnya

Bagi dokter atau praktisi kesehatan lainnya, kelebihannya yaitu:
  • rangsangan tetap belajar (update)
  • mampu memberi informasi/konsultasi kesehatan untuk pencegahan dan edukasi ke beberapa orang sekaligus
  • dapat berkonsultasi dahulu dengan sesama kolega atau mempertimbangkan kepustakaan lain, sehingga informasi lebih akurat

Beberapa kelemahan bagi pasien:
  • kasus hanya yang bersifat non emergensi
  • identitas penjawab yang kurang jelas (terutama milis)
  • tidak dapat untuk memperoleh diagnosis (karena tidak adanya pemeriksaan fisik/kontak langsung/tatap muka)
  • jawaban belum tentu diperoleh segera; sehingga lebih tepat untuk kasus non emergensi
  • jawaban belum tentu memuaskan karena tim dokter/moderator/penjawab harus menjawab beberapa masalah sekaligus
  • keterbatasan jatah lampiran (attachment)
  • privasi dan legalitas yang kadang terabaikan

Beberapa kelemahan bagi dokter atau praktisi kesehatan:
  • data/informasi keluhan penyakit atau identitas pasien yang kurang lengkap
  • belum adanya panduan standar komunikasi surat elektronik pasien-dokter
  • belum adanya legalitas kedokteran/kesehatan yang mengatur komunikasi virtual ini

Apa lagi ya..

Komunikasi cara lain ini tentu dapat memudahkan, tetapi tetap tidak dapat menggantikan sentuhan/kontak langsung pasien-dokter. Pasien pun tidak selamanya dapat menggunakan hasil konsultasi untuk mendukung pengambilan keputusan akan kesehatannya (belum berupa diagnosis), walaupun tetap dapat dimanfaatkan sebagai sebuah opini yang membantu.

Dengan meningkatkan penetrasi Internet di negara kita, antusias masyarakat pencari informasi kesehatan (health seekers) untuk berselancar di dunia maya mudah-mudahan semakin baik. Sehingga orientasi dan kebutuhan akan informasi sehat pun akan mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

No comments:

Post a Comment