Wednesday, December 30, 2009

Cara Pria Memandang Pernikahan

PRIA dan wanita punya pandangan berbeda terhadap pernikahan, secara verbal juga emosional. Kedua pihak sepatutnya bisa saling mengeluarkan “suara hati” untuk menjembatani perbedaan.

Rata-rata, wanita menggunakan 7.000 kata per hari dan lima nada saat bicara. Sedangkan rata-rata pria hanya menggunakan 2.000 kata dan tiga nada saat bicara. "Kemampuan bicara pria lebih buruk, relatif berbicara," ujar psikiater asal Rhode Island Scott Haltzman MD.

Pria juga cenderung kurang cakap mengelola emosi. Berbicara tentang perasaan, misalnya, hal tersebut bisa membuat tingkat stres pria meninggi. Tak jarang pria membutuhkan bantuan untuk mencari tahu apa yang harus dilakukan. Bahkan, mereka tak bisa mengandalkan intuisi dalam beberapa hal.

Kadang-kadang perkawinan berjalan sempurna, tapi sebagian besar justru tidak demikian. Pria yang menjaga ikatan pernikahan, mereka telah belajar teknik menjaga hubungan. Haltzman mencatat, "kebanyakan pria telah belajar teknik-teknik tersebut sendiri, tapi melakukannya dengan cara yang jelas."

Haltzman berpendapat bahwa pernikahan adalah juga masalah kesehatan sebagai sebuah kualitas hidup. Faktanya, pria menikah bisa menghasilkan lebih banyak uang, memiliki lebih banyak ketenangan pikiran, serta memiliki hubungan seks lebih banyak dan lebih baik. Pernikahan juga mengurangi risiko kesehatan pria, sementara perceraian justru meningkatkan risiko kematian pria sebesar 200 persen.

Haltzman meneliti berbagai cara untuk membantu memahami pola hubungan suami istri. Dia telah mendirikan sebuah komunitas internet untuk pria menikah bisa berbagi pengalaman dan kebijaksanaan tentang pernikahan. Berikut beberapa hasil yang didapatkan, seperti dikutip Times of India, Rabu (30/12/2009).

1. Sekali memutuskan untuk menikah, pria lebih memegang komitmen terhadap hubungan ketimbang wanita.

2. Pria memandang hubungan dengan cara berbeda dari wanita, tetapi yang paling sering dibahas adalah cara memperbaiki hubungan yang justru diarahkan dengan gaya wanita.

3. Pria merasakan semangat luar biasa terhadap istri mereka, tetapi tidak mengakui hal itu saat sedang sendiri di tengah keramaian.

4. Kebanyakan kasus perselingkuhan tidak terjadi secara kebetulan. Ketidaksetiaan terjadi pada hampir 40 persen pernikahan. Pada usia 45 tahun, dua dari lima pria dan satu dari lima wanita terlibat dalam perselingkuhan, setidaknya satu kali.

5. Sebanyak 80 persen pasangan selingkuh bukan karena alasan seksual. Kebanyakan membutuhkan rasa dihargai, kehangatan, pengertian, dan cinta.

6. Secara umum, seks luar nikah tidak sebaik seks dalam ikatan pernikahan. Rata-rata, pasangan menikah memiliki lebih banyak hubungan seks daripada kelompok lain. Intinya adalah perselingkuhan dapat dicegah, semua tergantung pilihan Anda masing-masing.

7. Inilah nasihat paling bijak untuk para jomblo: "Pernikahan memperbaiki ketika pasangan belajar untuk mengubah ego pribadinya dan mendengarkan keinginan dan kebutuhan pasangan.

http://dede-health.blogspot.com

No comments:

Post a Comment