Wednesday, June 23, 2010

Tentang Ginjal

A. Ukuran Ginjal, Kunci Sukses Transplantasi
Selama ini golongan darah yang sesuai menjadi kualifikasi penting untuk mencegah penolakan ginjal setelah pencangkokan. Namun, studi terbaru menyebutkan, ukuran berat ginjal juga menjadi faktor yang perlu diperhatikan. Penerima cangkok yang menerima ginjal dengan ukuran yang lebih kecil dibanding proporsi berat badan mereka lebih berisiko pada terjadinya komplikasi.

Kesimpulan tersebut dihasilkan dalam penelitian terhadap 1.000 pasien transplantasi ginjal. Dalam laporan yang dimuat dalam Journal of the American Society of Nephrology, para ilmuwan mengatakan hasil studi ini bisa menjadi referensi bagi dokter untuk meningkatkan harapan hidup pasien.



Dalam penelitiannya, para ilmuwan terus mengikuti kesehatan pasien selama lima tahun pascaoperasi. Menggunakan kalkulasi berdasarkan berat badan pendonor dan berat badan penerima ginjal, diketahui bahwa ginjal yang berukuran lebih kecil dibanding bobot tubuh penerima berisiko komplikasi.

Komplikasi tersebut antara lain naiknya tekanan darah, jaringan parut pada ginjal dan 55 persen risiko kegagalan pencangkokan dua tahun pascaoperasi. Mayoritas penerima cangkok dalam penelitian ini mendapat organ dari donor mati.

Profesor Jean Paul Soulillou, ketua peneliti, mengatakan, dari sudut pandang klinikal, hasil studi ini setara dengan proses identifikasi marker (penanda) untuk mengetahui tipe jaringan yang sesuai untuk mengurangi risiko penolakan. Faktor kesesuaian dan kecocokan antara jaringan donor dan penerima adalah masalah penting.

"Informasi ini sangat dibutuhkan bagi ribuan proses pencangkokan untuk meningkatkan angka harapan hidup," katanya.

Dalam 15 tahun terakhir ini, lebih dari 100.000 pencangkokan ginjal dilakukan di Amerika Serikat. Cangkok ginjal merupakan pilihan terbaik bagi mereka dengan gagal ginjal stadium akhir.

B. Donor Organ Ginjal Tidak Mempercepat Kematian

Sumbangan atau donor organ ginjal dari orang yang masih hidup dan sehat tidak memberikan efek yang signifikan dalam mempercepat kematian si pedonor. Namun pedonor ginjal harus memperhatikan kesehatannya karena tinggal punya satu ginjal.

Dr Dorry Segev dari Johns Hopkins University School of Medicine mengatakan tidak ada risiko kematian yang lebih cepat bagi pedonor ginjal.

Kesimpulan ini diambil setelah tim peneliti menganalisa 80.347 orang Amerika sehat yang telah menyumbangkan salah satu ginjalnya sejak 1 April 1994 dan peneliti memeriksa pendonor kembali setelah 12 tahun operasi.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meyakinkan orang untuk mendonorkan salah satu ginjalnya sehingga memperpendek daftar tunggu donor organ yang ada.

Selama ini donor ginjal banyak dilakukan orang yang sudah meninggal. Saking minimnya yang melakukan donor, pasien yang butuh donor harus menunggu lama bahkan hingga meninggal belum mendapat donor ginjal.

"Kami telah menunjukkan bahwa sumbangan atau donor organ ginjal dari orang yang masih hidup dan sehat tidak memberikan efek yang signifikan dalam mempercepat kematian," ungkap Dr Segev seperti dikutip dari Reuters, Rabu (10/3/2010).

Dr Segev dan rekannya melaporkan hasil penelitian ini dalam Journal American Medical Association.

"Kematian yang diakibatkan pembedahan tidak berubah selama periode 15 tahun (antara 1994-2009), meskipun terdapat perbedaan dalam hal praktik bedah donor," ujar Dr Dorry Segev dari Johns Hopkins University School of Medicine di Baltimore.

Risiko kematian hanya ada sedikit ketika proses donor ginjal pada 90 hari pertama setelah operasi, yaitu sekitar 25 orang meninggal.

Tapi dalam tindak lanjut berikutnya, periode tingkat kematian di kalangan donor yang cocok ditemukan lebih rendah dibandingkan dengan operasi yang bukan donor.

Selain itu peneliti menemukan pedonor laki-laki memiliki statistik tingkat kematian lebih tinggi daripada perempuan dalam satu tahun operasi. Namun hal ini belum dapat diketahui dengan pasti apa yang menjadi penyebabnya.

Hidup dengan satu ginjal memang tidak sama dengan dua ginjal. Tapi selama orang tersebut bisa menerapkan pola hidup yang sehat dan tidak melakukan aktivitas yang berlebihan maka melakukan donor ginjal tidak akan memicu timbulnya masalah apapun.

Hal yang harus dilakukan sebelum melakukan donor ginjal adalah melakukan beberapa pemeriksaan yang berkaitan dengan kecocokan organ dengan si penerima atau tidak serta pendonor. Baru setelah dinyatakan sehat, pedonor boleh mendonor oleh dokter yang berwenang.

No comments:

Post a Comment